Gempa di Sulteng
Kisah Haru Anggota Basarnas Kehilangan Istri Setelah Bertugas Bantu Korban Gempa di Palu
Saat diperintahkan ke Palu, Frits menolak dengan alasan sedang menunggui istrinya sakit, namun justru istrinya yang memintanya untuk berangkat
Di sini mereka diuji untuk menyelamatkan seseorang yang terhimpit benda keras di dalam kubangan air dan lumpur.
“Semakin disedot, air semakin banyak dan menenggelamkan korban."
"Akhirnya tim kami memutuskan untuk mengirimkan oksigen melalui selang kepada korban yang sudah tenggelam dan terjepit ini."
"Evakuasi sangat berat, namun Alfrits dan tim berhasil menyelamatkan nyawa korban likuifaksi,” ujar M Rizal.
Selama melakukan misi kemanusiaan di Sulawesi Tengah, Alfrits Rottie ditugaskan di Balaroa, Sigi, Petobo, Hotel Roa Roa dan Hotel Mercury.
“Istri yang meminta saya untuk menolong korban gempa dan tsunami, saya harus melaksanakan dengan sungguh-sungguh,” kata Alfrits Rottie.
Alfrits mengakui kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya pada awal tiba di Palu.
Padahal ia juga ingin memantau perkembangan kesehatan istrinya yang sedang terbaring lemah.
Kota Palu pada awal bencana benar-benar lumpuh.
“Selama 4 hari di Palu tidak ada komunikasi dengan istri karena belum ada sinyal,” ujar Alfrits.
Di tempatnya bertugas Alfrits mengharapkan kesembuhan istrinya, untuk itu berusaha mengerahkan semua kemampuannya agar bisa menyelamatkan orang-orang yang menjadi korban gempa.
Ia memfokuskan diri pada penyelaman korban gempa sebanyak mungkin.
“Setelah misi kemanusiaan di Palu ini berakhir dan istri sembuh, kami berencana berbulan madu ke Bandung,” ucapnya.
Setelah dua pekan menjalankan misi kemanusiaan di Palu, tim Basarnas kembali ke Gorontalo.
Alfrits pun langsung mengunjungi istrinya di Rumah Sakit Aloei Saboe.