Kisah Relawan Gunung Sindoro Memadamkan Kebakaran Hutan Tanpa Air, Hanya Berbekal Ranting
Toang harus merelakan sepatu trekkingnya yang rusak karena menginjak material panas saat memadamkan api di Gunung Sindoro.
Tak jarang, saat relawan turun dengan nafas lega karena meyakini api padam, dibuat pasrah karena gunung kembali menyala.
"Sudah padam, terus kami pindah ke titik lain, nah yang tadi padam nyala lagi,"katanya
Karena itu wajar, meski mereka telah bersusah payah memadamkan, titik api masih saja muncul, baik di lahan lama maupun menjalar ke lahan baru.
Lahan terbakar yang mulanya sekitar 7 hektar di titik api awal Petak 7B terus meluas hingga ratusan hektar sampai sekarang.
Data sampai Selasa siang (12/9), yang dihimpun basecamp saja menunjukkan, areal hutan Gunung Sindoro yang terbakar mencapai 315,9 hektar. 200,9 di antaranya masuk wilayah Temanggung, dan 115 hektar masuk wilayah Kabupaten Wonosobo.
Angka itu dimungkinkan terus bertambah mengingat siang hari ini, Rabu (13/9), titik api masih terlihat di Petak 10-5, dekat aset peralatan pemantau Gunung Sindoro.
Padahal beragam siasat telah dilakukan untuk meredam kobaran api agar tak semakin menyebar. Di antara yang cukup efektif adalah membuat parit untuk melokalisasi kobaran api.
Relawan dari basecamp Sigedang Kejajar Lukman mengatakan, untuk memutus laju api agar tak menyebar, relawan menggali tanah di batas kobaran api.
Ilalang atau tanaman hutan lain di sekitar parit dibabat secukupnya agar tak tersambar api.
Dengan begitu, api hanya tertahan di lahan yang terlanjur terbakar hingga pergerakannya terputus.
"Rumput dan semak di sekitarnya dibabat sehingga api kehabisan bahan bakar dan terputus,"katanya
Penyebab kebakaran hingga saat ini masih misteri. Namun melihat karakteristik sumber api, Ketua Basecamp Sigedang Alimin menduga kebakaran itu karena ulah oknum yang ingin membuka lahan dengan cara tak bertanggung jawab.
Kebakaran hutan memang bisa dipengaruhi banyak faktor. Di musim kering, gesekan ranting atau bebatuan yang menggelinding bisa menghasilkan percikan api hingga memicu kebakaran.
Bisa juga karena ulah manusia yang sengaja maupun tidak, membuang puntung rokok hingga mengenai tanaman kering.
Tetapi di antara tiga kemungkinan itu, ia yakin kebakaran itu lebih disebabkan unsur kesengajaan. Temuan sejumlah alat pertanian di titik api pertama menguatkan dugaannya akan hal itu.
Kebakaran berawal dari hutan di Petak 7B atas Sibajag Candiroto Temanggung lalu meluas ke titik lain hingga hampir mencapai puncak.
"Kalau alami misal karena gesekan batu, itu biasanya sumber api dari atas. Ini sumbernya dari bawah, dekat lahan yang sudah diolah," katanya. (*)