Hanya Minta Dibayar 10 Botol Plastik Bekas, Kisah Inspiratif Dokter Yusuf Nugraha Obati Warga
Kondisi ini tentu saja memberatkan bagi warga yang kurang mampu atau tak memiliki asuransi kesehatan.
“Awalnya, program yang paling banyak dipilih itu mengaji 1 juz, mayoritas warga sana kan Muslim. Baru tiga tahun terakhir program 10 botol itu sedang tinggi-tingginya,” papar pria kelahiran 1981 ini.
Botol-botol yang terkumpul kemudian dilimpahkan kepada pengepul dan hasil penjualannya digunakan untuk melakukan subsidi silang dan menutup biaya operasional klinik.
Menurut dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi ini, dia tidak pernah merugi dengan layanan kesehatan yang ditawarkannya.
“Selama ini justru surplus, kita kalau mau berbagi tidak perlu memikirkan bagaimana-bagaimananya,” tuturnya.
Pemilihan lokasi klinik di Cianjur ini bukan tanpa alasan.
Yusuf menuturkan, ia pernah tinggal di daerah tempat kliniknya berdiri saat ini dan memahami kondisi masyarakat setempat.
Saat ini, Yusuf melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk bekerja bersama menggerakkan masyarakat agar lebih sadar dengan kesehatan diri dan lingkungan.
“Sekarang bukan lagi jamannya Batman, Superman. Sekarang jamannya Avengers, kerja bareng-bareng,” ujar Yusuf sambil tertawa kecil.
Berkat layanan kesehatan unik ini Klinik Harapan Sehat berhasil menjadi juara pertama klinik berprestasi tingkat Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat.
Yusuf saat ini mengaku masih fokus mengembangkan kliniknya meski tetap berharap agar program gagasannya ini bisa dipraktikkan dalam wilayah yang lebih luas. (Penulis : Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Yusuf Nugraha, Dokter dengan Tarif 10 Botol Plastik Bekas"