Semenjak Ada Solar Lantern, Kelompok Penenun Ikat Desa Riangbura Lebih Cepat Hasilkan Kain
Masyarakat desa Riangbura, Flores Timur, terutama kaum perempuan, sebagian memiliki mata pencaharian sebagai penenun ikat.
Lebih lanjut ia pun merasa terbantu dengan adanya solar lantern tersebut.
Ia mengatakan, tidak ada lagi keterbatasan dalam beraktivitas pada malam hari.
"Kalau ada lampu bisa membantu, bisa ikat malam, jadi lebih cepat," tegas Yuliana.
Untuk penjualan kain tenun produksi Desa Riangbura, Yuliana menyebut kelompoknya menetapkan harga per kainnya sekira Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
"Ada yang jual di desa sini, sarung adat itu sejuta lima ratus (ribu rupiah)," tandas Yuliana.
Yuliana merupakan salah satu warga Desa Riangbura yang merasa aktivitasnya sebagai penenun ikat, terhambat karena keterbatasan pencahayaan.
Desa Riangbura yang terletak di Kecamatan Ile Bura, memang merupakan desa yang berada di pelosok Flores Timur, letaknya cukup jauh dari pusat kota Flores.
Jika menempuh perjalanan darat dari Maumere ke desa tersebut, membutuhkan waktu selama dua jam dan harus melewati jalur Trans Flores.
Kendala lainnya yang dihadapi jika hendak berkunjung ke Kecamatan Ilebura adalah angin kencang yang sering mengakibatkan pohon tumbang.
Tidak heran, karena kawasan itu berada tepat di pesisir pantai.
Namun tumbangnya pohon berimbas pada pasokan listrik ke desa-desa yang berada di Ilebura, hal itu karena gardu listrik untuk Ilebura masuk dalam wilayah Larantuka, sehingga jika Larantuka mengalami pemadaman listrik, maka Ilebura pun akan terkena dampaknya.
Panasonic pun telah memberikan empat ratusan lampu yang disebut solar lantern sebagai salah satu cara peduli terhadap kemajuan masyarakat di daerah tersebut.
Melalui 'Proyek 100 Ribu Solar Lanterns', Panasonic ingin merubah kebiasaan masyarakat di desa terpencil di Flores Timur agar bisa menjalankan kegiatan pada malam hari, seperti masyarakat lainnya.
Panasonic pun telah memberikan total 10.084 solar lantern ke seluruh pelosok tanah air melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta perusahaan sosial setempat.
5 ribu diantaranya, didistribusikan pada 2016 lalu, termasuk diantaranya adalah empat ratusan yang didonasikan ke Flores Timur.