Viral Curhat Seorang Istri yang tak Mau Dipoligami Hingga Nyaris Bunuh Diri, Tapi Suaminya. . .
Dibalut kata-kata halus, curahan itu dibentuk menjadi perjalanan kisah cinta suami istri yang berumah tangga selama dua tahun dalam kondisi di ujung t
I was rejected so many times. But here I am. Fighting for you. Literally dying for you. Doing everything, for you. But still, I will never, ever, be enough. Or simply being the girl that you wanted.
Aku pikir hanya lelucon. Ketika mereka, teman-teman pengusahamu, berkata, “Jangan nunggu mapan buat nikah. Nanti pas mapan bisa nikah lagi!”.
Aku sama sekali tidak sadar bahwa ada harapan jujur dari mereka yang melontarkannya.
Aku menjanjikan padamu aku akan menjadi wanita yang berkembang, yang bisa menemanimu dari 0 hingga angka tak terhingga yang ingin kamu capai. Dan aku menepati janjiku.
Tapi, sejauh apapun aku melangkah untuk mencapaimu, kamu tidak akan menunggu.
Kamu tidak memberikanku waktu untuk berproses. Dan ketika kamu menginginkan wanita yang lebih cantik, lebih enak dipandang mata, aku mentok dan menemui jalan buntu.
Kamu menginginkan wanita yang lain. Yang bukan aku. Yang sama sekali bukan diriku.
19th October 2017. I found the truth: a love bite she left on your neck.
Hari itu aku hampir melompat.
Lantai 2 dengan ketinggian 7 meter tidak akan membuatku mati, tapi aku yakin akan mendapatkan cedera serius yang akan (setidaknya aku pikir) membuatmu simpati, dan segera menghentikan apapun hubunganmu dengannya.
Bahkan sampai akhirpun, kamu tetap memikirkan dirimu sendiri.
“Aku mau poligami. Aku bakal nikahi dia.”
Tuhan Maha Penyayang, akal sehatku balik.
Aku duduk, dia pun duduk.
Aku mengumpulkan nyawaku, logikaku.
Naluri bertahan hidup mengambil alih.