Banjir Susulan di Sungai Logawa akan Berlanjut Jika Material Longsor di Igir Kalong Masih Tersisa
Meluapnya lima sungai besar di Banyumas, Minggu (15/10/2017), jadi satu di antara bencana terburuk di awal musim penghujan tahun ini di Banyumas.
Sisa longsoran itu berpotensi membendung kembali hulu sungai Logawa sehingga memicu banjir.
Kendati demikian, Sugito masih menunggu laporan dari petugas di lapangan mengenai ada atau tidaknya sisa longsoran yang berpotensi lepas ke Sungai Logawa.
Baca: Peran Dukun di Balik Pengungkapan Kasus Bom Bali 15 Tahun Lalu
Sugito mengimbau masyarakat, terutama yang biasa beraktivitas di Sungai Logawa untuk berhati-hati jika ada tanda sungai akan meluap.
"Karena yang di bawah kan banyak aktivitas warga yang menambang pasir. Khawatirnya mereka ini tidak bisa mengantisipasi jika sungai meluap lagi," katanya.
Sementara meluapnya Sungai Banjaran diperparah adanya longsor kecil di Curug Ciangin, Kalipagu Baturraden sehingga aliran air jadi keruh.
"Kami mau menelusuri setelah bencana terjadi namun cuaca tidak memungkinkan. Karena untuk menyusur ke hulu harus menyeberang sungai-sungai itu yang beraliran deras," katanya.
Meluapnya Sungai Gemawang akibat curah hujan tinggi diperparah adanya endapan lumpur dari aktivitas proyek di kompleks Lokawisata Baturraden yang masuk ke sungai hingga keruh.
Meluapnya Sungai Pelus murni diakibatkan curah hujan tinggi.
Pihaknya tidak menemukan bencana longsor di wilayah hulu Sungai Pelus.
Karena itu, meski ikut meluap, sungai itu tidak keruh cokelat seperti sungai lainnya yang bercampur lumpur.
Baca: Anak Sapi Sugiyat Berkepala Dua Tapi Tak Dapat Berdiri, Makannya Disuapi
Kepekatan air sungai Pelus saat meluap lebih disebabkan humus atau sisa pelapukan dedaunan atau ranting pohon yang terbawa aliran air, bukan karena tanah longsoran.
Berbeda dengan empat sungai itu, meluapnya Sungai Prukut atau Cipendok masuk akal jika dihubungkan dengan aktivitas proyek PLTPB Baturaden.
Pasalnya, sungai itu memang berhulu di dekat proyek.