Kamis, 2 Oktober 2025

Sabuk Besar dan Tongkat Sepanjang 20 Cm Disita terkait Tewasnya Taruna Akpol Adam

Penyidik Polda Jawa Tengah mengumpulkan sejumlah barang terkait tewasnya taruna tingkat dua Akademi Kepolisian (Akpol), Brigdatar Muhammad Adam.

Editor: Dewi Agustina
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sahabat seangkatan menunjukan foto almarhum taruna Akpol tingkat II Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam, usai berdoa di Makam Kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (19/5/2017). Mohammad Adam meninggal dunia diduga dianiaya oleh seniornya. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Beberapa jam sebelumnya, Adam diminta menemui seniornya.

Informasi yang dihimpun menyatakan, pada Rabu malam, Adam masih mengikuti apel malam.

Seusai apel, Adam dan sejumlah taruna tingkat dua diminta menemui seniornya di ruangan kosong di flat A.

Diduga, para senior tersebut memberi hukuman karena menilai para juniornya kurang disiplin.

Hukuman fisik itu menyebabkan Adam pingsan. Adam segera dibawa ke RS Akpol namun nyawanya tidak tertolong.

Baca: Tradisi Pernikahan Kekaisaran Jepang yang Harus Dilewati Kei Komuro

Hasil autopsi tim forensik RS Bhayangkara Polri di Semarang menyatakan, Adam meninggal diduga karena gagal napas akibat hantaman benda keras di bagian dada.

Jenazah Adam kemudian diserahkan kepada orangtuanya yang tinggal di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta.

Jenazah Adam dimakamkan di pemakamam umum di dekat rumah orangtuanya, Jumat siang.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Jateng, Untung Budiarso, prihatin atas peristiwa yang menimpa Adam.

"Perlu ada penanganan khusus sehingga tidak terulang," kata Untung lewat rilis yang dikirim ke Tribun Jateng, Jumat siang.

Untung mengingkatkan, kekerasan serupa pernah terjadi di kampus Akpol pada Maret 2006.

Saat itu, taruna Hendra Saputra (21) dianiaya enam senior. Korban dianiaya karena dianggap bersalah lantaran tak melapor saat libur studi.

"Budaya senioritas dalam dunia taruna harus diarahkan secara tepat sehingga tidak terjadi tindakan negatif dan semena-mena seperti fakta yang terjadi saat ini. Ini bukan lagi menjadi PR bagi lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, akan tetapi menjadi PR bersama kelembagaan negara yang menyelenggarakan pendidikan maupun lembaga pemerhati pendidikan," papar Untung.

Untung menjelaskan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Kecerdasaan tidaklah terletak pada aspek pengetahuan dan ketrampilan saja melainkan ada kecerdasan yang paling fundamental yaitu kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial. (ape/kps)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved