Kapal Dewaruci dan Kapal Induk Berlayar di Sungai Banyuwangi
Untuk menggerakkan kapal, menggunakan tenaga manusia, bisa ditarik atau didorong sambil berenang.
Salah satu pembuat kapal, Tatak (55), warga Dusun Tanjung Rejo, Kebondalem mengatakan, meski membutuhkan dana yang besar itu tidak masalah.
"Tidak masalah karena saya senang. Ini juga untuk menghibur masyarakat," kata Tatak yang hanya seorang petani.
Tatak membuat KM Tidar berukuran 15 meter.
Untuk membuat kapal itu, Tatak membutuhkan waktu satu bulan dan dibantu oleh empat orang.
Tatak membutuhkan dana Rp 10 juta.
"Dulu saya pernah naik KM Tidar ke Maluku Utara. Jadi saya hanya ingat-ingat saja bentuknya," kata Tatak.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY. Bramuda mengatakan, Arung Kanal ini untuk mempromosikan tradisi yang ada di Banyuwangi.
“Secara konsisten kami angkat kearifan lokal di Banyuwangi. Dengan festival arung kanal ini, kami mempromosikan satu lagi tradisi masyarakat yang belum banyak dikenal khalayak luas untuk dijadikan aset pariwisata. Sehingga ke depan even pariwisata Banyuwangi akan semakin beragam,” kata Bramuda.