Ingin Jadi Polisi dan TNI, Cita-cita Dua Bocah Pengedar Dua Kilogram Sabu
Kak Seto hanya gelengkan kepala. Ia menyaksikan dua bocah masijh 15 tahun sudah mampu mengedarkan dua kilogram sabu.
"Masih, Pak. Saya masih mau sekolah lagi. Masih mau ujian," aku AP.
Kak Seto kemudian kembali bertanya, "Cita-citanya apa?" "Saya ingin jadi seorang Perwira, Pak," AP menjawab lantang.
Kak Seto mempertanyakan hal serupa kepada EP, "Kalau EP mau jadi apa?"
"Saya mau jadi TNI, Pak," ujar EP pelan.
Kak Seto semringah mendengar jawaban kedua bocah itu.
"Wah, hebat. Yang satu nanti bisa menjadi Kapolri, sedangkan EP nanti bisa menjadi Panglima TNI, " kata Kak Seto memberi harapan kepada keduanya.
Di tengah perbincangan, EP terlihat mulai tertunduk, tangisnya pecah. Ia mengusap air matanya menggunakan baju yang ia kenakan.
"Saya tahu itu (sabu, red) yang dijual terlarang. Saya sudah menolak tidak mau bekerja lagi (menjual sabu, red) tapi selalu diajak," lanjut EP berkata sambil tersedu.
Melihat EP mulai sedih, Kak Seto berupaya mencairkan suasana. "Sekolahnya harus lanjut. Cita-citanya harus dicapai. Nanti kami akan membantu," janji Kak Seto.
Tabungan
Dari perbincangan itu, AP dan EP mengakui mendapat upah per hari Rp 500 ribu. Uang tersebut mereka pakai untuk jajan serta ditabung dan diberikan kepada orangtua.
"Nah, sudah berapa banyak tabungannya," terang Kak Seto pada AP.
"Saya punya tabungan Rp 900 ribu, pak. Uangnya memang saya pakai untuk jajan. Kadang, sesekali juga diberikan kepada orangtua," terang AP.
Sementara EP mengaku sudah memiliki tabungan Rp 1,2 juta.
"Ya, saya juga pakai untuk jajan dan saya tabung. Juga diberikan kepada orangtua," ujar EP.