Musim Kemarau di Sumsel Diperkirakan April hingga November
Diperkirakan musim kemarau 2016 di Sumsel berlangsung pada awal April hingga 30 November 2016 dengan suhu udara panas dan kering.
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Yulizar Dinoto mengungkapkan Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin sudah mengeluarkan SK Nomor 171/KPTS/BPBD-SS/2016 tentang penetapan status keadaan siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumsel.
Noto menerangkan, dalam SK Gubernur tersebut berdasarkan prediksi kondisi cuaca oleh stasiun Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, diperkirakan musim kemarau 2016 di Sumsel berlangsung pada awal April hingga 30 November 2016 dengan suhu udara panas dan kering yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana asap, perlu dilakukan upaya-upaya penanganan keadaan siaga darurat terutama menghadapi puncak musim kemarau 2016 secara cepat, tepat dan terpadu sesuai standar dan prosedur penanganan.
Sehingga mampu menghilangkan atau meminimalisir dampai bencana tersebut.
"Untuk itu perlu ditetapkan Keputusan Gubernur tentang penetapan status keadaan siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan," kata Noto di sela-sela Rapat Koordinasi Kesiapan Perusahaan Kelapa Sawit di Provindi Sumsel Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Karhutla diselenggarakan oleh Polda Sumsel di Ballroom Hotel Amaris Palembang, Rabu (23/3/2016).
Ada 300 desa yang disiagakan dan dari BPBD Sumsel mendirikan 300 posko di 4 kabupaten rawan karhutla, yakni Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasi dan Banyuasin yang juga melibatkan TNI, Polri dan lain sebagainya.
"Perbedaan tahun ini dan tahun lalu bahwa tahun ini lebih fokus di desa rawan kebakaran hutan dan lahan," ujar Noto.
Keluarnya SK Gubernur terkait siaga darurat asap, Polda Sumsel menggelar Rapat Koordinasi Kesiapan Perusahaan Kelapa Sawit di Provindi Sumsel Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Karhutla.
Peserta rapat berasal dari berbagai instansi, salah satunya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel.
Ketua Gapki Sumsel Joko Wahyu Apriadi mengatakan bahwa Gapki pada tahun 2016 ini bukan hanya meminimalkan Karhutla, tapi menghilangkan.
Dari Gapki sendiri, pertama dari setiap perusahaan di lokasi masing-masing itu mempersiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan peraturan dan selalu koordinasi dengan tim terkait, baik perkebunan, Manggala Agni dan lain sebagainya.
Kedua Gapki melakukan pelatihan dengan pelatih untuk pencegahan karhutla. Setelah dilatih, maka pelatih akan melatih lagi di tempat masing-masing perusahaan, baik kepada karyawannya, masyarakat di sekitar dan lain sebagainya.
"Yang sudah berjalan tiga angkatan itu 97 personel, setiap angkatan kita batasi agar lebih efektif. 34 personel jadi per gelombang agar lebih efektif agar secara teori dan praktik agar lebih langsung diterapkan disana. Kita bekerjasama dengan Garuda Dempo, Danrem, Disbun, Manggala Agni termasuk Polda," kata Joko.
Joko menerangkan, dari 252 perusahaan, ada 65 perusahaan kelapa sawit yang tergabung di Gapki Sumsel.
Joko menyatakan Gapki tidak akan membantu jika anggotanya melakukan pelanggaran, seperti pembakaran hutal dan lahan.
Namun menurut Joko, sebetulnya sebagai anggota Gapki sebelum bergabung sudah dipastikan dalam memperoleh izin usaha perkebunan itu perusahaan ada analisa dan dampak lingkungan.