Teror di Poso
Almarhum Brigadir Ruslan Polisi yang Humoris
Duka mendalam mewarnai pemakaman jenazah Brigadir (Anumerta) Ruslan Sarullah (31), di Pekuburan Kampung Mattoanging, Desa

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Duka mendalam mewarnai pemakaman jenazah Brigadir (Anumerta) Ruslan Sarullah (31), di Pekuburan Kampung Mattoanging, Desa Bontomanai, Kecamatan Labbakkang, Pangkep, Jumat (21/12/2012) siang.
Ruslan adalah satu dari tiga personel Brimob Polda Sulteng yang tewas dalam insiden baku tembak aparat dengan kelompok teroris bersenjata di kawasan pegunungan Koroncopu, Desa Tambaraba, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (20/12/2012) pagi.
Rekan seprofesi yang bertugas di Sat Brimob Polda Sulawesi Tengah, Briptu Gusnardi Agustan, mengenang almarhum sebagai polisi yang berani, periang, dan humoris.
"Kalau ada lagi jaga, oleh teman-teman dia dianggap pelawak," kata Gusnardi, setelah proses pemakaman secara dinas yang digelar Mapolres Pangkep di Labbakkang.
Gusnardi adalah bintara Brimob yang ditugasi mengantar jenazah Brigadir Ruslan sejak disemayamkan di Markas Komando Brimob Polda Sulteng, diterbangkan ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan pesawat Lion Air JT-781,
"Ini prosedur resmi kepada personel yang gugur dalam tugas," kata Kapolsek Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, Inspektur Satu (Iptu) Andi Alamsyah, di sela-sela upacara penyambutan oleh Satuan Brimob Polda Sulsel dan Polres Maros di Terminal Kargo Bandara, sekitar 08.15 Wita.
Jenazah Brigadir (Anmr) Ruslan diterbangkan dari Bandara Mutiara Palu, bersama jenazah Brigadir (Anmr) Wayan Putu Ariawan asal Bali yang transit sebelum diterbangkan ke kampung halamannya di Karangasem, Bali.
Sedangkan jenazah Brigadir (Anmr) Winarto, korban ketiga, diterbangkan dengan pesawat terpisah ke Boyolali, Jawa Tengah.
Update Status
Di kalangan personel Brimob, Ruslan bisa menjadi pelawak di antara rekan-rekannya. "Kabar terakhir saya dengar dia mau mengurus kepindahannya ke Polda Sulsel, menyusul rekan-rekannya yang letting 39 (di Brimob)." kata Gusnardi.
Disebutkan, sebelum kejadian, almarhum Ruslan selalu komunikasi lewat BlackBerry Messenger (BBM).
"Biasanya dia suka update status, kondisi terakhir," jelasnya sambil memperlihatkan status BBM milik almarhum yang memasang foto berisi kata-kata penyemangat.
Brigadir Ruslan meninggalkan istri Badria Abdullah (25) dan dua anak perempuan.Yang tertua masih SD di Palu, sedangkan si bungsu Alicia Aprilia (1,7 tahun) sementara tinggal di rumah neneknya di Labbakkang.
Badria yang juga guru SD ini mengingat pertemuan terakhir mendiang suaminya itu. Sebelum bertugas, Ruslan sempat mengeluh kurang enak badan.
Sebelum dikirim patroli, almarhum sempat menjaga salah satu perusahaan swasta selama empat hari di Poso Pesisir.
Setelah pulang ke rumah dan akan berangkat lagi untuk patroli dalam kota, Badria yang saat itu juga sedang sakit menyempatkan memijat badan suaminya yang masuk angin.