Pesawat Bravo Jatuh
Hati-hati Ayah Kalau Terbang
Suasana haru menyelimuti pemakaman pilot Marsma (Purn) Norman T Lubis dan Letkol (Purn) Toni Hartono, di blok B Tempat

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Suasana haru menyelimuti pemakaman pilot Marsma (Purn) Norman T Lubis dan Letkol (Purn) Toni Hartono, di blok B Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Jalan Pajajaran, Bandung dan di TPU Ciharum, Kelurahan Sulaiman, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Minggu (30/9/2012).
Keduanya tewas akibat kecelakaan saat menerbangkan pesawat Bravo AS 202 bernomor registrasi LM 2003 milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI), Sabtu (29/9) lalu.
Peristiwa nahas yang menimpa Toni tidak membuat surut bagi Fais, putra sulungnya, untuk tetap melanjutkan cita-citanya sebagai pilot seperti almarhum ayahnya. Apalagi ketika masih hidup, ayahnya sering mengajarkan simulator pesawat kepada Faris.
Selain itu, kenangan yang tak terlupakan, almarhum sering membantu Fais dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
Fais mengatakan, sebenarnya pada saat hendak terbang, dia sempat mengucapkan hati-hati kepada ayahnya.
"Setelah briefing, saya pesan kepada ayah untuk hati-hati," kata siswa SMP Assalam kelas tujuh ini.
Saat proses pemakaman, Rini Novanita, istri Toni, terus memandangi suaminya. Rini memangku kedua putranya, Faris, dan Rafa yang masih berusia dua tahun delapan bulan di TPU Ciharum. Rombongan jenazah tiba di TPU dari rumah duka di Bandung, sekitar pukul 10.00.
Rini kemudian mendekat ke makam suami tercinta, ketika peti jenazah hendak diturunkan ke peristirahatan terakhirnya. Perempuan berusia 37 tahun ini harus dipapah sejumlah kerabatnya. Setelah peti diturunkan, Rini menangis sembari berdoa.
Rafa yang masih kecil, yang digendong seorang kerabat, turut memberikan bunga ke makam ayahnya. Rafa bahkan ingin turun dari gendongan ketika proses penaburan bunga. Rini tak kuasa menahan kesedihannya. Foto suaminya dicium di atas makam almarhum selama beberapa saat. Dia terus berdoa seraya menangis. Setelah prosesi pemakaman selesai, Rini masih duduk memandangi makam suaminya tersebut.
Rekan satu angkatan almarhum, Letkol Johnny Sumaryana menambahkan, almarhum merupakan orang yang baik. Toni juga tidak pernah membantah atasannya. Semua rekan almarhum merasa kehilangan, karena Toni juga adalah aset berharga.
Pemakaman Norman secara militer di TPU Sirnaraga dipimpin Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) TNI AU Marsekal Pertama TNI Bambang Hendro Suharto yang menjadi komandan upacara. Jenazah Norman sebelumnya disemayamkan di rumah duka Jalan Flores no 4, Bandung. Jenazah tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 dengan dibawa menggunakan peti yang dibalut bendera merah-putih. Peti dibawa oleh para anggota TNI AU.
Setelah tiba di lokasi, acara diawali dengan pembacaan riwayat singkat almarhum yang merupakan mantan Kadinkes TNI AU. Sejurus kemudian letusan senjata terdengar menandai penghormatan terakhir pada Norman.
"Semoga almarhum diterima dan mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Atas nama TNI dan seluruh yang ditinggalkan, kami menyampaikan duka dan doa tulus bagi almarhum," ujar Marsekal Pertama TNI Bambang Hendro Suharto.
Pihak keluarga terpukul dengan kepergian Norman. Namun begitu, keluarga mengaku ikhlas atas meninggalnya.
"Insya Allah kami ikhlas," ucap Nasha Johara Lubis, anak pertama Norman, saat ditemui di TPU Sirnaraga.