Sopir Terbaik Medan: Semua Saya Lakukan untuk Anak Saya
Usai penyerahan hadiah, Rasyidin mengaku bukan lah sopir paling baik di Kota Medan.
Rasyidin mengaku masih kesulitan mengatur diri, terutama dalam menjaga kesehatan.
"Saya enggak kontrol diri dalam hal makanan yang banyak mengandung kolesterol, jadi temperamental. Waktu tidur juga sering kurang, apalagi kalau ada pertandingan Barcelona versus Madrid," ungkapnya seraya tertawa.
Di luar itu, sehari-hari ia jadi pengemudi yang taat berlalu lintas. Rasyidin juga berusaha agar penumpang taksinya merasa nyaman, dan tidak bertambah lelah selama perjalanan.
Minimal, ia memutar musik yang menenangkan, atau mengatur suhu sesuai keinginan pelanggan.
"Paling enak dapat tamu yang jauh. Kalau tamunya baik, mereka kasih tips yang besar," tutur ayah satu anak.
Walau penghasilannya cukup untuk membiayai sekolah anak dan membantu orangtua, seperti para sopir lain, Rasyidin kadang punya masalah.
Namun, saat sudah memegang setir, ia berusaha meninggalkan masalah, dan fokus pada pekerjaan. Berdasarkan pengalaman, jika berbagai permasalahan turut dibawa, minimal mobilnya bakal menyenggol kendaraan lain.
Lantas, mau dipakai buat apa hadiah Rp 5 juta yang diraih Rasyidin?
"Habis ini saya akan merayakan bersama teman-teman. Setelah itu, sisanya mungkin untuk tambah-tambah beli laptop anak," papar ayah Cut Teta Nesya. (*)
BACA JUGA