Sabtu, 4 Oktober 2025

Ujian Nasional 2012

Setelah UN, Asep Ganti Baju Jadi Kuli Bangunan

DI ANTARA para peserta ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs di Kota Bandung, ada pemandangan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Setelah UN, Asep Ganti Baju Jadi Kuli Bangunan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi UN

Menurut Taryuda, kebanyakan karena memilih cari uang daripada sekolah. Ia sendiri mengaku senang bisa sekolah di TKB. Selain tidak perlu bayar SPP, seragam, tas, buku, hingga sepatu dikasih oleh SMP induk. Bahkan setiap hari ia juga diantar-jemput dari rumah ke TKB yang jaraknya memang jauh dari rumahnya. Rencananya, ia ingin bisa melanjutkan ke tingkat SMK.

"Pengen sih lanjut ke SMK. Saya pengen jadi administrasi. Tapi sama seperti ini (sekolah terbuka dan gratis)," katanya.

Pengalaman Ririn Hendriyani (15), siswa asal Cicadas, agak berbeda. Ia memang tidak bekerja dan hanya tinggal di rumah. Namun setiap hari ia harus menjaga adik-adiknya dan beres-beres rumah karena ibu dan bapaknya harus bekerja berdagang. Ia ikut sekolah di TKB mulai pukul 12.30 sampai pukul 5 sore. Sebelum sekolah, ia harus di rumah mengganti peran ibunya yang bekerja untuk mencari uang.
"Bapak sama Ibu dagang apa saja yang bisa dijual. Seringnya jualan balon," kata siswi yang ingin bisa sekolah di SMAN 10 ini.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji, terdapat 570 siswa yang belajar di lima TKB yang menginduk pada SMP, yakni SMP 12, 36, 40, 27, 8, dan SMP 51. Sekolah terbuka ini diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu.

"Anak-anak tersebut kebetulan tidak bisa mengikuti umumnya sekolah reguler. Mereka juga belajar disesuaikan berdasarkan kesepakatan. Semua dibantu oleh SMP induk seperti seragam. Mereka memang harus didukung untuk bisa terus sekolah," katanya saat ditemui di sela-sela pantauan UN di SMPN 27 kemarin.

Menurut Kepala Sekolah SMPN 27, Sudarto MPd, para pengajar di TKB adalah guru pamong dan guru bina. Guru pamong bisa berasal dari masyarakat sekitar atau guru relawan. Adapun guru bina adalah guru yang berasal dari SMP induk. Bila TKB tersebut SMP induknya SNP 27, guru binanya adalah guru SMP 27. Jumlah guru berdasarkan mata pelajaran, yakni dua belas orang.

Di SMP 27 sendiri, paling banyak adalah siswa dari TKB Randusari yang kebanyakan anak jalanan. Untuk sekolah, tidak sedikit dari mereka yang harus dijemput agar mau ke sekolah.
"Tiap pagi kami siapkan armada motor dan mobil. Mereka dijemput dari TKB. Pulang diantar lagi. Harus seperti itu agar mereka bisa tetap sekolah," katanya seraya menyebutkan peserta UN dari SMP terbuka yang menginduk ke SMP 27 sebanyak 179 siswa.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved