Perluas Akses Pendidikan, UT Jadi Mitra Strategis Kemendikdasmen dalam PJJ Sekolah Menengah
Skema PJJ jenjang pendidikan menengah merupakan langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Universitas Terbuka (UT) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia, dalam peluncuran Uji Terap Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Jenjang Pendidikan Menengah.
Penandatanganan dilakukan oleh Rektor UT, Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A., dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin, S.Sos., M.Ed., Ph.D., disaksikan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed. dan Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Acara berlangsung di Graha Utama Gedung A Lantai 3 Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (7/8/2025) pukul 09.00–10.30 WIB.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam sambutannya menyatakan bahwa skema PJJ jenjang menengah merupakan langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah tertinggal dan komunitas luar negeri. Program ini didesain untuk menjawab tantangan pendidikan nasional di era digital dan pascapandemi.
Beliau menegaskan bahwa seluruh anak Indonesia berhak mendapatkan layanan pendidikan yang setara dan berkualitas, di manapun mereka berada. Ketua Komisi X DPR RI juga menyampaikan dukungannya atas terobosan ini sebagai bentuk konkret inovasi kebijakan pendidikan yang berpihak pada kelompok rentan.
Baca juga: Komitmen Jalankan Transparansi Tata Kelola Keuangan, BPK Apresiasi Keterbukaan Universitas Terbuka
Sebagai pelaksana utama, Universitas Terbuka dipercaya untuk mengembangkan model pembelajaran, sistem teknologi, dan mekanisme evaluasi mutu dalam uji terap ini. UT, sebagai pionir pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh di Indonesia, membawa pengalaman panjang dalam sistem pembelajaran daring, dan siap mengadaptasikannya ke jenjang pendidikan menengah.
Dalam implementasi teknis, UT akan berkolaborasi dengan SMAN 2 Padalarang dan SEAMOLEC, untuk mendukung penyusunan kurikulum, pengembangan konten ajar, pelatihan guru, dan penyediaan infrastruktur digital pembelajaran.
Tahap pertama uji terap dimulai dari Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia, yang menjadi lokasi perdana implementasi program ini. Sekitar 100 siswa anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di SIKK akan menjadi peserta awal.
Lokasi ini dipilih karena mewakili kebutuhan nyata akses pendidikan formal di luar negeri, khususnya di Sabah dan Sarawak yang menaungi lebih dari 20.000 anak Indonesia di Community Learning Center (CLC). Selain itu, skema ini juga menyasar anak-anak di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang selama ini sulit dijangkau oleh sistem pendidikan konvensional.
Uji terap ini merupakan bagian dari peta jalan transformasi pendidikan menengah yang akan diperluas secara nasional mulai 2026. Pemerintah merencanakan setiap provinsi akan memiliki minimal satu satuan pendidikan yang menerapkan skema ini, dengan target menjangkau 3.400 siswa pada 2027. Pemerintah daerah juga akan dilibatkan dalam proses pengelolaan agar model ini dapat menjadi bagian permanen dari sistem pendidikan nasional.
Menurut Tatang Muttaqin dari Ditjen PKPLK, skema ini akan menerapkan pembelajaran hybrid dan berbasis modul digital, serta pemantauan kualitas yang ketat, untuk memastikan efektivitas implementasi.
Kehadiran UT dalam program ini menunjukkan komitmen kuat institusi terhadap pemerataan pendidikan dan penguatan daya saing sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Partisipasi UT juga selaras dengan peran strategisnya sebagai Kampus Berdampak dan kontribusinya dalam mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas, SDG 10 tentang pengurangan kesenjangan akses, serta SDG 17 tentang kemitraan untuk tujuan pembangunan.
Dengan dimulainya uji terap ini, Kemendikdasmen bersama Universitas Terbuka menegaskan bahwa pendidikan berkualitas harus hadir tanpa batas — menjangkau seluruh anak bangsa, termasuk yang berada di luar negeri dan wilayah terpencil. Ini adalah langkah konkret menuju sistem pendidikan yang lebih inklusif, fleksibel, dan berkeadilan sosial.
Baca juga: UT Resmikan Gedung Prof. Setijadi dan Gerbang Depan UT Pusat, Simbol Komitmen jadi Kampus Berdampak
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Pendidikan Jarak Jauh
Universitas Terbuka
Kemendikdasmen
akses pendidikan
SDG04-Pendidikan Berkualitas
Kuota Beasiswa Pemuda Tangguh 2025 Surabaya Naik Signifikan, Bukti Komitmen Pemerataan Pendidikan |
![]() |
---|
Mengenal 3 Level Kompetensi yang Diuji dalam TKA Bahasa Inggris SMA/SMK |
![]() |
---|
Kolaborasi Strategis: 500 Siswa Dapatkan Manfaat Gratis dari Bakti Sosial pada Dies ke-41 UT |
![]() |
---|
Gelar Bakti Sosial, Universitas Terbuka Berikan Layanan Pemeriksaan Mata Gratis Kepada 500 Siswa |
![]() |
---|
Pendaftaran Guru Sekolah Rakyat Tahap 3 Tahun 2025 Dibuka Kemensos, Ada 91 Formasi, Cek Syaratnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.