Senin, 29 September 2025

Hari Pendidikan Nasional

Peluncuran Program Belajar Bahasa Jepang Usia Dini Warnai Hari Pendidikan Nasional di Semarang

Acara ini menghadirkan berbagai aktivitas seperti lokakarya kaligrafi, lomba mewarnai bertema anime, dan parade cosplay,

|
Penulis: Wahyu Aji
HandOut/IST
LINTAS BUDAYA - Momen peluncuran resmi program pembelajaran lintas budaya Indonesia–Jepang yang digelar pada 2 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Jadi Kota Semarang. 

Peluncuran Program Belajar Bahasa Jepang Usia Dini Warnai Hari Pendidikan Nasional di Semarang

Wahyu Aji/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebuah lembaga pendidikan bahasa dan budaya Jepang resmi diperkenalkan di Kota Semarang, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Jadi Kota Semarang, Jumat (2/5/2025).


Kayo, lembaga tersebut, menyasar anak-anak usia 7 tahun ke atas, dengan pendekatan yang menggabungkan penguasaan bahasa serta pembiasaan nilai-nilai budaya Jepang seperti kedisiplinan, kesopanan, dan kepedulian lingkungan.


Rangkaian pra-peluncuran telah dimulai sejak 24 April melalui partisipasi dalam Semarang Education Expo di Queen City Mall.


Acara ini menghadirkan berbagai aktivitas seperti lokakarya kaligrafi, lomba mewarnai bertema anime, dan parade cosplay, seluruhnya dirancang untuk memperkenalkan budaya Jepang dengan cara yang menyenangkan bagi anak-anak.


“Pengenalan budaya asing sebaiknya dilakukan dengan tetap mempertahankan konteks lokal dan nilai-nilai dasar pendidikan nasional. Inisiatif seperti ini bisa menjadi ruang pembelajaran lintas budaya yang mendalam bila dikelola dengan tepat,” ujar Dr Nur Hayati, Dosen Pendidikan Budaya Universitas Negeri Semarang dalam keterangan yang diterima, Minggu (4/5/2025).


Sebagai bagian dari peluncuran, lembaga ini juga menyelenggarakan kelas pengenalan bahasa Jepang gratis selama lima hari.


Selain itu, pada 3 Mei diselenggarakan forum diskusi dengan para pengajar bahasa Jepang dari Semarang dan Jawa Tengah, yang membahas persepsi siswa SMA/SMK terhadap pembelajaran bahasa Jepang.


“Forum seperti ini penting agar praktik pengajaran bahasa asing di Indonesia tidak hanya menjadi rutinitas kurikuler, tetapi juga membuka ruang inovasi berbasis pengalaman nyata di lapangan,” ungkap Yusuf Prasetya, pengajar bahasa Jepang di salah satu SMK Negeri di Semarang.

Dr Elisa Carolina Marion, Founder Kayo.id, meyakini kalau memperkenalkan bahasa dan budaya Jepang sejak dini akan membentuk karakter positif anak-anak Indonesia.

"Bukan hanya tentang berbicara dalam bahasa Jepang, tetapi juga membiasakan nilai-nilai positif seperti antri, disiplin, sopan santun, menjaga kebersihan, dan mencintai lingkungan,” ujarnya.

Pendiri lain lembaga tersebut, Adhitya Yogatama, menekankan pentingnya membangun jembatan kolaborasi yang setara antara Indonesia dan Jepang, terutama melalui inisiatif pendidikan berbasis komunitas.


“Kami ingin tempat ini menjadi ruang bersama, di mana tidak hanya anak-anak Indonesia belajar budaya Jepang, tetapi juga warga Jepang di Semarang bisa mengenal budaya Jawa dan Indonesia secara lebih dekat,” ujarnya.


Pendiri lain dari lembaga itu, Christian Chandra, menambahkan bahwa metode pembelajaran dirancang agar dapat menjawab tantangan generasi muda saat ini yang akrab dengan teknologi dan pendekatan digital.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan