Selasa, 7 Oktober 2025

Kuliah ke Luar Negeri, Perlu Persiapan Akademis dan Dana yang Cukup

Sejumlah institusi berupaya memecahkan kendala ini melalui penyediaan skema pembiayaan untuk kuliah di luar negeri dengan cara mencicil

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
HO
KULIAH KE LUAR NEGERI - Penandatanganan kerjasama USG Education dengan Danacita di Jakarta, Senin, 10 Maret 2025. Kerja sama kedua pihak berupaya mendorong lebih banyak siswa Indonesia bisa kuliah di kampus di luar negeri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minat pelajar Indonesia kuliah di luar negeri terus meningkat dan Indonesia menjadi salah satu negara di ASEAN yang aktif memberangkatkan pelajarnya kuliah ke luar negeri.

Kampus di luar negeri yang menjadi incaran pelajar Indonesia untuk kuliah program diploma, S1, maupun S2 adalah Australia, Malaysia, Amerika Serikat, Korea Selata, Jepang, Inggris, Jerman, Turki, Arab Saudi, serta Kanada.

Menempuh pendidikan di luar negeri bukan hanya tentang meraih gelar akademis, tetapi juga tentang membuka wawasan global, membangun jaringan internasional, dan mempersiapkan diri untuk bersaing di kancah dunia. 

Namun, keinginan kuliah di luar negeri kerap menghadapi tantangan biaya pendidikan yang tinggi, persiapan akademis yang kurang matang, dan penguasaan bahasa asing yang rendah.

Sejumlah institusi berupaya memecahkan kendala ini melalui penyediaan skema pembiayaan untuk kuliah di luar negeri dengan cara mencicil.

Begitu juga kebutuhan persiapan akademisnya.

Baca juga: Perempuan Indonesia Masih Sulit Penuhi Hak Dasar Kesehatan dan Pendidikan

Baru-baru ini USG Education dan Danacita, platform pendanaan pendidikan menjalin kerjasama untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi pelajar Indonesia yang hendak menempuh pendidikan di luar negeri.   

Kerjasama kedua pihak mencakup persiapan akademis hingga pendanaan melalui layanan terintegrasi agar siswa lolos menempuh pendidikan di luar negeri.

Kerjasama ini menyediakan fleksibilitas pembiayaan lewat kema cicilan yang terjangkau agar siswa fokus pada studi tanpa khawatir tentang biaya.

“Kami tidak hanya membantu siswa masuk ke universitas ternama (di luar negeri), tetapi juga memastikan mereka siap secara akademis, bahasa, dan kemandirian,” kata Adhirama G. Tusin, CEO USG Education tentang kerjasama yang dijalin dengan Danacita.

Dia menambahkan, kerja sama ini merupakan upaya menghilangkan hambatan finansial agar lebih banyak lagi pelajar Indonesia bisa studi di luar negeri.

Alfonsus Dwianto Wibowo, Direktur Utama Danacita menekankan, pendidikan merupakan hak setiap individu, dan seharusnya keinginan pelajar menempuh pendidikan tidak boleh terhalang oleh keterbatasan finansial.

Karena itu, melalui kerja sama dengan USG Education, pihaknya berupaya mendorong lebih banyak siswa Indonesia bisa kuliah di kampus di luar negeri.

Ketty Lie, Co-Founder Danacita, menambahkan, angka partisipasi dalam pendidikan tinggi di Indonesia masih tergolong rendah, yakni di bawah 50 persen.

Kerja sama dengan USG Education diharapkan dapat membuka akses bagi para pelajar  melanjutkan pendidikan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.

Selama 30 tahun terakhir, USG Education membantu 5.000 pelajar menempuh pendidikan di luar negeri untuk meraih gelar Bachelor dan Master di sejumlah universitas ternama.

Perjanjian kerjasama USG Education dengan Danacita sendiri diteken pada Senin, 10 Maret 2025 lalu di kantor Danacita, di Jakarta. (tribunnews/fin)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved