Dikukuhkan Jadi Guru Besar FK UI, Prof Yunia: Kesehatan Mata Faktor Krusial Produktivitas Kerja
UI mengukuhkan Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K) sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI dalam bidang Plastik dan Rekonstruksi Mata
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K) sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI dalam bidang Plastik dan Rekonstruksi Mata di Kampus UI Salemba, Jakarta Rabu (5/2/2025).
Pengukuhan dipimpin langsung oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
Prof Heri menyampaikan penghargaan akademik tertinggi diberikan atas Prof Yunia dalam pengembangan ilmu okuloplastik-rekonstruksi.
“Khususnya dalam penanganan kelainan kelopak mata yang berdampak pada kesehatan penglihatan masyarakat, dan secara berkelanjutan turut mendukung produktivitas bangsa,” ucapnya.
Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K) dalam pidato pengukuhannya menyampaikan, penglihatan yang optimal memungkinkan seorang individu berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
“Kesehatan mata menjadi faktor krusial dalam mendukung produktivitas kerja yang secara masif turut mempengaruhi keberlanjutan ekonomi negara,” kata Prof Yunia.
Menurutnya, katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan namun gangguan penglihatan lainnya juga perlu diwaspadai.
“Salah satunya kelainan kelopak mata yang juga bisa berisiko serius pada penderitanya; mulai iritasi, kerusakan kornea, gangguan tajam penglihatan, bahkan sampai kebutaan,” sambungnya.
Lagoftalmus, yakni ketidakmampuan menutup kelopak mata secara sempurna, menjadi kelainan kelopak mata yang umum dialami para penderita lepra.
Padahal, dari sisi jumlah, penderita lepra di Indonesia menjadi terbanyak ketiga, setelah India dan Brazil.
Data Kementerian Kesehatan menyebut pada 2023 jumlah penderita lepra di Indonesia mencapai 12.798 kasus.
“Di sinilah pendekatan okuloplastik-rekonstruksi (atau bedah plastik dan rekonstruksi pada ilmu kesehatan mata) memiliki peran besar, sayangnya dalam implementasi masih menemui persepsi yang keliru.
Dia berujar okuloplastik-rekonstruksi dianggap untuk kebutuhan estetika saja.
Padahal cakupannya jauh lebih luas, termasuk pemulihan fungsi vital jaringan yang rusak.
“Bukan hanya itu, pembiayaan untuk prosedur ini juga masih terkendala lantaran dianggap tidak esensial oleh asuransi kesehatan,” lanjut Prof Yunia.
Penjelasan UI soal Rektor Prof Heri Galang Dana saat Acara Wisuda: Murni Sukarela |
![]() |
---|
Sosok Rektor UI Diteriaki Zionis saat Wisuda Mahasiswa, Prof Heri: Mari Kita Raih Rp8 Miliar |
![]() |
---|
JK: Jangan Menjadi Beban Masyarakat dengan Menganggur, Walau Saya Tahu Banyak Sarjana Driver Ojol |
![]() |
---|
Batasi Konsumsi Gula Harian Anak dan Remaja, Ini Kata Ahli Gizi IPB |
![]() |
---|
UI Buka Pendaftaran Beasiswa Sumitomo Corporation Scholarship 2025/2026, Ini Syarat Daftarnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.