Minggu, 5 Oktober 2025

Pola Komunikasi Remaja di Media Sosial: Membangun Etika Digital dan Prestasi Akademik

Bagi remaja, media sosial tak lagi sekadar alat hiburan, tetapi telah menjadi bagian dari konstruksi identitas diri. Ini cara membangun etika digital.

|
Editor: Sri Juliati
ChatGPT Plus
POLA KOMUNIKASAI REMAJA - Ilustrasi remaja dan dunia media sosial di-generate oleh ChatGPT Plus. Bagi remaja, media sosial tak lagi sekadar alat hiburan, tetapi telah menjadi bagian dari konstruksi identitas diri.  

3. Kurangnya Kesadaran Jejak Digital 

Media sosial memberi ruang bebas, tetapi banyak remaja mengekspresikan kemarahan, kecemasan, atau frustrasi dalam bentuk komentar sarkastik, meme ejekan, bahkan doxing (tindakan mengungkap informasi pribadi seseorang secara publik, biasanya melalui internet, tanpa izin dari orang tersebut).

4. Tekanan Sosial dan Kecanduan Validasi 

Ketergantungan pada like, komentar, dan jumlah followers membentuk pola pikir yang dangkal terhadap nilai diri.

5. Budaya Balas Cepat (Instant Reply Culture)

Remaja merasa tertekan untuk selalu responsif sehingga mengorbankan fokus belajar.

6. Multitasking saat Belajar

Studi University of Chicago (2022) menemukan bahwa pelajar yang sering membuka media sosial saat belajar mengalami penurunan fokus hingga 30 persen dibanding mereka yang belajar tanpa distraksi digital.

Statistik: Media Sosial dan Remaja Indonesia

Menurut We Are Social x Hootsuite Report (2024 dan Studi IYDLI (2023) aktivitas remaja mengakses media sosial sangat berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya:

lihat fotoPenggunaan Media Sosial di Kalangan Remaja
Penggunaan Media Sosial di Kalangan Remaja

Dampak terhadap Prestasi Akademik

Sebuah studi oleh Indonesian Youth Digital Literacy Initiative (IYDLI, 2023) terhadap 1.500 siswa SMA menunjukkan:

Kategori Aktivitas Media Sosial Rata-rata Nilai Rapor (skala 100  Dampak Umum
< 1>  85–90 Fokus, manajemen waktu baik
 1–3 jam per hari 78–85 Kadang terdistraksi, multitasking
> 3 jam per hari + multitasking belajar  70–78  Sulit konsentrasi, waktu belajar terganggu
Sumber: Indonesian Youth Digital Survey (2023)

Cara Membangun Komunikasi Positif di Media Sosial

1. Pahami Etika Digital

  • Hindari menyebarkan hoaks, fitnah, atau ujaran kebencian.
  • Saring sebelum sharing. Ini bukan hanya soal kebenaran informasi, melainkan juga tentang kesadaran akan dampaknya terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan digital yang lebih luas. 
  • Sekolah dapat memasukkan pelajaran literasi digital dan etika berkomunikasi online ke dalam kurikulum.

2. Gunakan Bahasa yang Sopan dan Asertif

  • Hindari bahasa kasar, emoji berlebihan, dan sarkasme yang dapat menimbulkan kesalahpahaman.
  • Di dunia maya, interaksi sering kali tidak langsung, dan tanpa ekspresi wajah atau nada suara, pesan yang disampaikan bisa disalahartikan. 
  • Oleh karena itu, penggunaan bahasa sopan menjadi kunci untuk menjaga komunikasi tetap santun dan menghindari kesalahpahaman.
  • Asertivitas dalam berkomunikasi berarti menyampaikan pendapat, perasaan, atau kebutuhan secara jujur dan langsung tanpa menyakiti orang lain. Di media sosial, asertivitas penting untuk menjaga agar pesan kita jelas dan tidak disalahartikan.

3. Bergabung dengan Komunitas Positif

Remaja dapat mengikuti akun edukatif, komunitas belajar, forum diskusi produktif.

  • Akun Edukatif: Sumber Pengetahuan yang Terpercaya. Akun edukatif ini bisa mencakup berbagai topik, mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi, sejarah, bahasa, hingga seni. Akun-akun ini sering kali dikelola oleh para ahli, pendidik, atau institusi pendidikan yang memiliki kredibilitas.
  • Bergabung dengan komunitas belajar di media sosial memberikan remaja kesempatan untuk berbagi pengetahuan, bertanya, dan berdiskusi tentang topik-topik tertentu.
  • Forum diskusi produktif di media sosial atau platform forum seperti Quora, Stack Exchange, atau grup diskusi di Facebook serta GO Expert (social) dapat memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis mereka.

4. Batasi Waktu dan Tentukan Zona Bebas Gadget

  • Terapkan waktu belajar bebas media sosial.
  • Gunakan fitur screen time di ponsel untuk mengatur penggunaan.
  • Batasi waktu media sosial saat belajar, gunakan fitur Focus Mode di smartphone.
Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved