Menyelisik Literasi dalam Bahasa Indonesia UTBK-SNBT 2025: Siswa Harus Siap dengan Beragam Topik
Dalam konteks UTBK-SNBT, literasi tidak hanya menuntut kemampuan membaca permukaan, termasuk pemahaman mendalam terhadap isi teks.
3. Gunakan Konteks Ilmiah dan Pengetahuan Dasar
Beberapa soal menguji pengetahuan dasar IPA (biologi/kimia) seperti:
Simbol unsur kimia → tahu bahwa Cu = tembaga, bukan F (fluorin) atau Be (berilium).
Fungsi enzim dan vitamin → tahu bahwa enzim adalah protein yang mempercepat reaksi kimia.
4. Eliminasi Opsi Jawaban
Jika ragu, pakai strategi eliminasi:
Coret jawaban yang jelas salah atau tidak disebut dalam teks.
Fokus pada kata-kata penting dalam opsi, seperti “menghidrolisis”, “terdenaturasi”, “indikator”, dll.
5. Tandai Kata Kunci dalam Soal dan Teks
Misalnya:
Soal 1: “Simbol mineral” → cari bagian teks tentang mineral.
Soal 2: “Senyawa karbohidrat” → cari bagian yang menyebut karbohidrat.
Soal 3: “peroksidase dan lipase” → langsung ke paragraf tentang enzim.
Soal 4: “Pemanasan susu” → fokus pada efek pasteurisasi atau pemanasan berlebih.
Wawasan Luas adalah Kunci
Literasi bukan sekadar kemampuan berbahasa, melainkan juga kemampuan memahami dunia melalui teks.
Di era informasi saat ini, siswa tidak hanya dituntut bisa membaca, tetapi juga memilah informasi, memahami konteks, dan membangun penilaian kritis.
Oleh karena itu, mempersiapkan diri menghadapi UTBK-SNBT 2025 tidak cukup dengan belajar Bahasa Indonesia secara sempit, tetapi dengan membuka cakrawala dan membiasakan diri menyerap ilmu dari berbagai sudut.
Jika literasi adalah jendela dunia, membuka jendela itu berarti siap menghadapi kompleksitas yang datang bersamanya—termasuk ujian bernama UTBK.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.