Selasa, 7 Oktober 2025

Menyelisik Literasi dalam Bahasa Indonesia UTBK-SNBT 2025: Siswa Harus Siap dengan Beragam Topik

Dalam konteks UTBK-SNBT, literasi tidak hanya menuntut kemampuan membaca permukaan, termasuk pemahaman mendalam terhadap isi teks.

|
(Ilustrasi pelaksanaan UTBK SNBT_Gambar dibuat dengan AI Chat GPT Plus)
LITERASI DALAM UTBK-SNBT - Dalam konteks UTBK-SNBT, literasi tidak hanya menuntut kemampuan membaca permukaan, termasuk pemahaman mendalam terhadap isi teks. (Ilustrasi pelaksanaan UTBK SNBT_Gambar dibuat dengan AI Chat GPT Plus) 

oleh: Lia Yulianti (Manajer Produksi Materi Pelajaran GO)

TRIBUNNEWS.COM - Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 resmi berlangsung mulai tanggal 23 April hingga 3 Mei 2025.

Ratusan ribu siswa dari seluruh penjuru Indonesia berlomba untuk meraih kursi di perguruan tinggi negeri impian mereka.

Satu di antara komponen penting dalam ujian ini adalah Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia, yang sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi peserta.​

Literasi: Lebih dari Sekadar Membaca

Secara umum, literasi adalah kemampuan seseorang dalam memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai teks.

Namun, dalam konteks UTBK-SNBT, literasi tidak hanya menuntut kemampuan membaca permukaan, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap isi teks, analisis struktur argumen, dan penilaian terhadap kebenaran serta keutuhan informasi yang disampaikan.​

Soal-soal literasi dalam Bahasa Indonesia dirancang untuk mengukur daya nalar peserta dalam memahami bacaan, baik dalam bentuk teks narasi, eksposisi, argumentasi, maupun deskripsi.

Namun, yang membuatnya menantang adalah konten bacaan yang diangkat berasal dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, hingga disiplin ilmu lainnya.​

Muatan Disiplin Ilmu dalam Soal Literasi

Banyak peserta mengaku kesulitan memahami soal-soal literasi Bahasa Indonesia karena teks yang disajikan mengandung istilah dan konsep dari bidang ilmu yang tidak mereka kuasai.

Di sekolah, siswa mempelajari mata pelajaran sesuai rumpun yang dipilihnya, seperti IPA, IPS, Bahasa, Kesehatan, Teknik, Humaniora, Sosial, dan lain sebagainya.

Misalnya, sebuah teks dapat menjelaskan fenomena tekanan osmotik dalam sel, reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari, atau mekanisme pasar dalam teori ekonomi mikro.

Meski tidak menguji pengetahuan saintifik secara langsung, pemahaman peserta terhadap isi teks pasti akan terhambat bila peserta belum familiar dengan istilah-istilah tersebut.​

Hal ini terjadi karena selama masa sekolah, pelajaran Bahasa Indonesia jarang mengangkat bacaan yang kaya dengan muatan lintas bidang.

Siswa terbiasa membaca cerpen, puisi, atau artikel populer, tetapi kurang terekspos pada artikel ilmiah populer, laporan kajian, dan editorial ilmiah yang menjadi model soal literasi UTBK-SNBT.​

Strategi Menaklukkan Soal Literasi UTBK-SNBT 2025

Agar tidak kembali terjebak dalam kebingungan, siswa perlu menyiapkan diri lebih baik. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Membaca Beragam Teks Nonfiksi 

Latih diri membaca teks-teks populer dari berbagai bidang, seperti artikel IPA dan IPS, artikel sains populer, ensiklopedia, serta tulisan opini berbasis data dari media massa atau jurnal populer. Hal ini dapat membiasakan otak mengenali struktur wacana dan istilah lintas bidang.

  • Latihan Soal Berdasarkan Teks Multidisiplin 

Cari dan kerjakan soal-soal latihan literasi dari tahun-tahun sebelumnya, atau soal simulasi yang menyajikan topik Biologi, Ekonomi, Fisika, atau lainnya dalam bentuk bacaan. Perhatikan bagaimana soal menguji kesimpulan, inferensi, penilaian sikap penulis, hingga argumentasi teks.

  • Kuasai Strategi Membaca Cepat dan Selektif 

Waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal terbatas. Oleh karena itu, peserta perlu terampil menentukan ide pokok, mengidentifikasi kata kunci, dan menyimpulkan isi bacaan dengan cepat.

  • Berlatih Menulis Ringkasan dan Tanggapan 

Meskipun UTBK bersifat pilihan ganda, melatih diri menulis ringkasan dan tanggapan terhadap bacaan bisa memperkuat kemampuan analitis dan pemahaman mendalam terhadap bacaan.

  • Diskusi Kelompok dan Kajian Mandiri 

Bentuk kelompok belajar untuk mendiskusikan teks dari berbagai topik lintas keilmuan. Kajian bersama dapat memperluas sudut pandang dan membantu memahami teks yang awalnya terasa asing.

Korelasi antara Program Literasi terhadap Prestasi Siswa

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.

Misalnya, penelitian oleh Hendrika dan Zainuddin (2020) menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara program literasi terhadap prestasi belajar siswa.

Variabel program literasi yang digunakan adalah frekuensi siswa dalam menjalankan program 15 menit membaca buku nonpelajaran, sedangkan prestasi belajar siswa dilihat dari nilai rapornya.​

Evolusi Soal Literasi dalam Bahasa Indonesia 

Perkembangan soal literasi dalam Bahasa Indonesia selama beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya pergeseran signifikan, dari soal-soal yang berfokus pada pemahaman literal ke soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif dan mencakup topik di berbagai bidang keilmuan.

Tidak hanya teks sastra dan nonfiksi tradisional, kini muncul pula teks berupa grafik, tabel, infografik, opini, hingga iklan yang menuntut keterampilan membaca multimodal.

Keberagaman topik pun semakin luas—mulai dari isu sosial, sains, sejarah, budaya populer, hingga kehidupan digital. Hal ini mencerminkan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan memahami dan menggunakan informasi secara efektif dalam berbagai konteks kehidupan.

Berikut contoh model soal Literasi dalam Bahasa Indonesia pada UTBK – SNBT 2025:

Nilai Gizi dan Proses Pengolahan Susu

Susu merupakan satu di antara sumber gizi penting, khususnya bagi anak usia dini yang sedang mengalami masa pertumbuhan pesat. Sebagai minuman alami, susu mengandung berbagai zat gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang mendukung perkembangan tubuh dan fungsi otak. Meskipun demikian, harga susu—terutama dalam bentuk kemasan siap minum—sering dianggap cukup mahal karena melewati proses pengolahan yang kompleks.

Di pasaran, susu kemasan tidak hanya mengalami pasteurisasi untuk membunuh mikroorganisme, tetapi juga ditambahkan pemanis seperti sukrosa serta zat penambah rasa guna meningkatkan daya tarik konsumen. Komposisi gizi dalam susu dipengaruhi oleh jenis hewan ternak penghasil susu, makanan yang dikonsumsi, serta kondisi kesehatannya. Rata-rata, 100 mL susu sapi segar mengandung sekitar 259 kilojoule energi.

Secara umum, susu sapi murni terdiri atas 87 persen air, 3,7 persen lemak, 3,5 persen protein, 4,9% laktosa (karbohidrat), dan sisanya berupa vitamin, mineral, serta enzim. Di antara mineral penting yang dikandungnya adalah kalsium, fosfor, natrium, besi, tembaga (Cu), dan seng. Vitamin dalam susu mencakup vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) dan vitamin larut air (B dan C). Enzim yang terkandung seperti lipase, peroksidase, dan fosfatase juga memainkan peran biologis tertentu. Lipase, misalnya, membantu menguraikan lemak, sedangkan peroksidase dan fosfatase digunakan sebagai indikator kecukupan pasteurisasi karena akan rusak pada suhu tinggi. Jika suhu pemanasan melebihi ambang pasteurisasi, protein dan enzim penting dapat terdenaturasi, sehingga menurunkan mutu gizi susu.

Soal Pilihan Ganda (Berdasarkan Bacaan di atas)

1. Berdasarkan bacaan, salah satu simbol unsur kimia mineral yang terdapat dalam susu adalah…

(A) F  (B) N  (C) Be  (D) Cu  (E) Se


2. Senyawa karbohidrat yang secara alami terdapat dalam susu sapi murni disebut…

(A) amilum (B) selulosa (C) sukrosa (D) laktosa (E) vitamin

3. Pernyataan yang benar mengenai peroksidase dan lipase dalam susu menurut bacaan adalah…

(A) Peroksidase memecah molekul lemak dalam susu
(B) Lipase rusak pada suhu pasteurisasi susu
(C) Peroksidase menyebabkan perubahan warna pada susu
(D) Lipase menghidrolisis laktosa menjadi asam karboksilat
(E) Peroksidase dan lipase adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator

4. Jika susu dipanaskan melebihi suhu pasteurisasi, kemungkinan yang terjadi adalah…

(A) Lemak diubah menjadi asam lemak dan gliserol
(B) Protein dan enzim rusak, kualitas susu menurun
(C) Energi dalam susu berkurang secara drastis
(D) Kalsium dan fosfor hilang dalam jumlah besar
(E) Vitamin berubah menjadi senyawa berbau tidak sedap

Strategi Menjawab Soal Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia

1. Pahami Struktur Teks Informasi

Jenis teks ini adalah teks eksposisi atau deskriptif ilmiah—berisi informasi faktual. Maka:

Fokus pada data dan fakta penting (angka, zat, fungsi, istilah ilmiah).
Catat kata-kata kunci, seperti jenis zat, kandungan, fungsi, dan akibat dari proses tertentu (misalnya, pemanasan susu).

2. Gunakan Teknik Skimming dan Scanning

Skimming: Baca cepat untuk tahu gambaran umum isi teks.

Scanning: Cari informasi spesifik yang ditanya dalam soal (misalnya: “mineral”, “laktosa”, “enzim”).

3. Gunakan Konteks Ilmiah dan Pengetahuan Dasar

Beberapa soal menguji pengetahuan dasar IPA (biologi/kimia) seperti:

Simbol unsur kimia → tahu bahwa Cu = tembaga, bukan F (fluorin) atau Be (berilium).

Fungsi enzim dan vitamin → tahu bahwa enzim adalah protein yang mempercepat reaksi kimia.

4. Eliminasi Opsi Jawaban

Jika ragu, pakai strategi eliminasi:

Coret jawaban yang jelas salah atau tidak disebut dalam teks.

Fokus pada kata-kata penting dalam opsi, seperti “menghidrolisis”, “terdenaturasi”, “indikator”, dll.

5. Tandai Kata Kunci dalam Soal dan Teks

Misalnya:

Soal 1: “Simbol mineral” → cari bagian teks tentang mineral.
Soal 2: “Senyawa karbohidrat” → cari bagian yang menyebut karbohidrat.
Soal 3: “peroksidase dan lipase” → langsung ke paragraf tentang enzim.
Soal 4: “Pemanasan susu” → fokus pada efek pasteurisasi atau pemanasan berlebih.

Wawasan Luas adalah Kunci

Literasi bukan sekadar kemampuan berbahasa, melainkan juga kemampuan memahami dunia melalui teks.

Di era informasi saat ini, siswa tidak hanya dituntut bisa membaca, tetapi juga memilah informasi, memahami konteks, dan membangun penilaian kritis.

Oleh karena itu, mempersiapkan diri menghadapi UTBK-SNBT 2025 tidak cukup dengan belajar Bahasa Indonesia secara sempit, tetapi dengan membuka cakrawala dan membiasakan diri menyerap ilmu dari berbagai sudut.​

Jika literasi adalah jendela dunia, membuka jendela itu berarti siap menghadapi kompleksitas yang datang bersamanya—termasuk ujian bernama UTBK.​

(Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved