Purna Jual Mobil Listrik Banyak Dikeluhkan Konsumen Thailand
Dewan Konsumen Thailand menyoroti meningkatnya keluhan konsumen mobil listrik (EV) terhadap kualitas produk dan layanan purna jualnya.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Thailand Consumers Council (TCC) atau Dewan Konsumen Thailand menyoroti meningkatnya keluhan konsumen mobil listrik (EV) terhadap kualitas produk dan layanan purna jualnya.
Untuk mengembalikan kepercayaan konsumen, TCC mengajukan sejumlah usulan kebijakan yang mencakup kompensasi bagi konsumen terdampak dan peningkatan transparansi informasi, melansir Nation Thailand.
Wakil Sekretaris Jenderal TCC Itthaboon Onwongsa mengungkapkan, pihaknya telah menerima lebih dari 300 aduan dari pengguna EV.
Keluhan tersebut meliputi masalah layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang, kerusakan pada Conversion and Distribution Units (CDU), lamanya waktu penggantian komponen, hingga dealer yang lalai memasukkan klaim ke dalam sistem.
Selain itu, sejumlah konsumen juga mengeluhkan perusahaan asuransi yang menolak klaim dalam skema promosi dan persoalan administratif, seperti keterlambatan registrasi pelat putih dan pengembalian uang jaminan untuk pelat merah.
Menanggapi hal tersebut, TCC mengajukan beberapa langkah kebijakan untuk melindungi konsumen, diantaranya menetapkan pedoman yang jelas terkait jaminan kualitas dan layanan purna jual sebelum pemerintah memberikan subsidi.
Misalnya, pusat layanan wajib tersedia di wilayah utama dalam kurun satu tahun dan ketersediaan suku cadang di Thailand minimal selama lima tahun.
Selain itu, TCC mengusulkan pembentukan pusat pengaduan khusus kendaraan listrik yang melibatkan OCPB dan Departemen Transportasi Darat. Tujuannya agar setiap permasalahan dapat ditangani secara cepat dan efisien.
Baca juga: BYD Juga Kuasai Pasar Mobil Listrik di Malaysia, Jual 20.000 Unit EV
Transparansi informasi juga menjadi poin penting dalam rekomendasi TCC. Konsumen diharapkan memperoleh akses pada data yang jelas mengenai riwayat merek, kemampuan layanan, hingga perkiraan biaya perawatan jangka panjang, sehingga keputusan pembelian dapat dilakukan secara lebih tepat.
Baca juga: Kemenperin Pastikan Tagih Produsen Mobil Listrik agar Produksi Lokal Mulai 1 Januari 2026
Langkah berikutnya, rekomendasi ini akan dibawa ke Komite Nasional Kendaraan Listrik untuk mendapatkan persetujuan, sebelum akhirnya diajukan kepada kabinet Thailand guna dipertimbangkan sebagai kebijakan resmi.
Usulan tersebut akan diserahkan kepada Perdana Menteri Thailand sebagai bahan perumusan kebijakan jangka panjang.
Lubang Raksasa 50M Menganga di Tengah Kota Bangkok, Pipa Bocor di Terowongan MRT Jadi Biang Kerok |
![]() |
---|
Hyundai Tangani Insiden Ioniq 5 yang Mogok di Jambu Dua Bogor |
![]() |
---|
NOC Indonesia-Kemenpora Bahas SEA Games Thailand 2025, Ada Potensi Kehilangan 41 Medali Emas |
![]() |
---|
Pilihan Skema Berlangganan Baterai VinFast, Diklaim Lebih Hemat Sampai Rp 113 Juta |
![]() |
---|
Insentif Mobil Listrik Dihapus Tahun Depan, Harga Jual EV Bisa 30 Persen Lebih Mahal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.