Dalam Tiga Bulan Nissan Rugi Rp 22,4 Triliun
Nissan Motor mengalami rugi bersih 200 miliar yen atau sekitar Rp 22,4 triliun selama April-Juni 2025 atau di kuartal pertama tahun fiskal 2025.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Nissan Motor mengalami kerugian bersih 200 miliar yen atau sekitar Rp 22,4 triliun selama periode April-Juni 2025 atau di kuartal pertama tahun fiskal 2025.
Presiden dan CEO Nissan Ivan Espinosa yang baru menjabat bulan April lalu berjanji akan memperbaiki kinerja Nissan dan membawa bisnis perusahaan kembali mencatatkan laba di tahun fiskal 2026.
Kerugian Nissan terjadi akibat penerapan tarif impor mobil tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Espinosa menegaskan kembali rencana restrukturisasi yang mencakup penutupan tujuh pabrik dan pemangkasan 20.000 pekerjaan. Perusahaan juga akan segera merilis informasi tentang pabrik mana yang akan terpengaruh setelah diputuskan.
Nissan tengah berjuang menghadapi penjualan yang buruk di Amerika Serikat dan Tiongkok, dengan mencatat kerugian bersih sebesar 670,90 miliar yen untuk tahun fiskal 2024, yang berakhir pada akhir Maret.
Dengan kehadiran Uchida dalam rapat tersebut, para pemegang saham berulang kali mempertanyakan tanggung jawabnya dan menyatakan kemarahan atas kurangnya dividen yang kontras dengan pembayaran besar-besaran kepada empat mantan eksekutif, termasuk Uchida, karena meninggalkan jabatan puncak. Namun, Uchida menolak menanggapi.
"Banyak yang menuntut jawaban dari Uchida dan bertanya apa gunanya kehadirannya jika dia menolak untuk menjawab pertanyaan apa pun," kata CEO Strategic Capital Inc Tsuyoshi Maruki, yang juga investor aktivis.
Maruki mengungkapkan harapan yang tinggi untuk Espinosa, dengan mencatat bahwa dia memiliki sikap yang tenang meskipun terjadi keributan dalam rapat pemegang saham.
"Kita hanya perlu mengantisipasi hasil yang baik mulai sekarang," terang Maruki masih dikutip dari Japan Today, Jumat (27/6/2025).
Selain pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik, Nissan juga dilaporkan berencana menjual gedung kantor pusatnya di Yokohama untuk membantu menutupi biaya.
Baca juga: Gagal Ajak Merger, Honda Kembali Dekati Nissan dan Mitsubishi untuk Kolaborasi
Pada bulan Desember, Nissan dan Honda Motor mengungkapkan rencana merger yang bertujuan untuk berbagi beban keuangan dalam mengembangkan kendaraan listrik dan perangkat lunak agar dapat bersaing lebih baik dengan para pesaing global.
Tetapi pembicaraan tersebut gagal kurang dari dua bulan kemudian. Saat ini, kedua produsen mobil tersebut, bersama dengan Mitsubishi Motors Corp, telah melanjutkan diskusi mengenai kemungkinan kolaborasi dalam elektrifikasi mobil, di antara bidang-bidang lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.