Senin, 29 September 2025

Fenomena Mobil Baru Dijual Bekas Merebak di China

Tercatat pada April 2025, inventaris mobil penumpang nasional mencapai 3,5 juta unit, sementara beberapa pabrik hanya beroperasi di bawah 50 persen.

The Moscow Times
MOBIL BEKAS - Sektor otomotif Tiongkok tengah diwarnai kontroversi baru yakni adanya fenomena "mobil bekas dengan nol kilometer". 

TRIBUNNEWS.COM - Sektor otomotif Tiongkok tengah diwarnai kontroversi baru yakni adanya fenomena "mobil bekas dengan nol kilometer". Artinya kendaraan tersebut sudah terdaftar secara resmi namun belum pernah dikendarai.

Fenomena ini terjadi karena produsen mobil mendaftarkan kendaraan baru sebagai terjual, meskipun sebenarnya hanya dialihkan ke dealer afiliasi atau platform pihak ketiga. Setelah itu, mobil dijual lagi sebagai mobil bekas, meskipun kilometer di odometernya nyaris nol.

Praktik ini dilakukan agar produsen mencapai target penjualan, membantu dealer menyingkirkan stok yang tidak terjual atau memanfaatkan subsidi dan kebijakan ekspor yang bergantung pada status registrasi kendaraan.

Baca juga: Diikuti 30 Diler, Bursa Mobil Bekas Mangga Dua Jakarta Diserbu Pengunjung

Over kapasitas disebut masih menjadi persoalan besar di China. Tercatat pada April 2025, inventaris mobil penumpang nasional mencapai 3,5 juta unit, sementara beberapa pabrik hanya beroperasi di bawah 50 persen kapasitas, melansir CarNewsChina.

Ditambah lagi dengan perang harga ekstrem dan ketergantungan pada subsidi pemerintah, terutama di sektor mobil energi baru (NEV). Kondisi ini menciptakan lahan subur untuk strategi penjualan yang tidak transparan.

Mobil-mobil tersebut kini membanjiri pasar mobil bekas. Chairman Great Wall Motor Wei Jianjun, mulai angkat suara. 

Ia menyebut praktik ini sebagai bentuk manipulasi yang menyesatkan konsumen, merusak data penjualan dan mengancam stabilitas jangka panjang pasar otomotif.

Beberapa pihak menganggap kemunculan mobil bekas nol kilometer sebagai respons alami atas kelebihan stok, namun banyak pelaku industri melihatnya sebagai jalan pintas berbahaya. 

Wei Jianjun dan lainnya menyerukan agar industri kembali fokus pada hal-hal mendasar yakni inovasi, kualitas produk, dan kepercayaan konsumen. 

Terlebih, tanpa reformasi sistemik, ketergantungan pada taktik semacam ini bisa menggerus citra merek dan menciptakan lingkaran harga yang terus menurun serta ketidakpercayaan pasar.

Mobil-mobil tersebut dijual dengan harga miring, bahkan hingga 30 persen lebih murah dari harga resmi. Meski demikian ada risiko tersembunyi. 

Risiko itu diantaranya garansi kendaraan biasanya dimulai sejak tanggal registrasi, jadi pembeli bisa kehilangan masa garansi berbulan-bulan. 

Beberapa model bahkan memiliki riwayat pinjaman yang belum lunas hingga status kepemilikan yang tidak jelas. Di mana hal ini bisa menimbulkan masalah hukum dan keuangan.

Analis pasar memperingatkan bahwa dampaknya tak hanya pada satu atau dua konsumen. Data penjualan yang dipoles juga dapat menipu investor, menyembunyikan permintaan pasar yang sebenarnya, dan merusak persaingan. 

Sebagai contoh, harga mobil bekas BYD Qin L anjlok hingga 30-40 persen di bawah harga resmi, memicu efek domino pada model lain dan memperparah ekspektasi harga di pasar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan