Mobil Listrik Rusak Diperbaiki di Bengkel Umum, Inilah yang Terjadi di China: Panen Gugatan
Bengkel mobil umum di China panen gugatan karena memperbaiki mobil listrik (EV) milik konsumen yang rusak.
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang Indonesia ragu membeli mobil listrik (EV) karena khawatir perbaikannya jika EV tersebut rusak. Begitu juga soal biaya penggantian baterainya ketika masa pakainya sudah menurun drastis,
China sebagai episentrum industri EV dunia juga memiliki konsumen mobil listrik yang sangat banyak di mana memperbaiki mobil listrik (EV) yang rusak di sana semakin sering digambarkan sebagai "profesi berisiko tinggi" tahun 2025 ini.
Hal itu sangat kontras dengan janji awal tentang biaya perawatan yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil konvensional bermesin pembakaran internal (ICE)
Serangkaian tuntutan hukum terhadap mekanik independen, praktik perbaikan yang ketat, dan akses terbatas ke informasi teknis menyoroti tantangan signifikan dalam pasar suku cadang EV yang sedang berkembang pesat.
Masalah inti berkisar pada "hak untuk memperbaiki" yang tidak jelas bagi pemilik dan mekanik EV, kesulitan mengakses data dan suku cadang teknis yang diperlukan, dan ekosistem perbaikan yang sangat dikendalikan oleh produsen mobil.
Bengkel Umum Panen Gugatan Gara-gara Perbaiki EV Rusak
Beberapa kasus di China muncul di mana produsen EV telah menggugat mekanik independen karena melakukan perbaikan atau berbagi proses perbaikan secara daring.
Contoh penting melibatkan seorang mekanik dan vlogger yang dikenal sebagai "Brother Long," yang menghadapi tuntutan hukum dari tiga perusahaan EV yang berbeda karena memperbaiki kendaraan mereka dan memposting video tentangnya.

Yang lebih memprihatinkan adalah kasus dua mekanik di Shanghai, "Big Liu" dan "Little Liu," yang dijatuhi hukuman enam bulan penjara (dengan masa percobaan) pada tahun 2024 karena "merusak sistem informasi komputer."
Lalu apa pelanggaran mereka? Mereka dinyatakan salah karena membuka kunci dua baterai kendaraan listrik yang terkunci.
Menurut laporan, mereka menggunakan alat diagnostik untuk menyalin data dari baterai yang berfungsi ke baterai milik pemilik yang terkunci agar dapat mengeluarkan daya.
Tindakan ini dianggap berpotensi membahayakan keaslian data kendaraan yang diunggah ke platform pemantauan, yang diwajibkan oleh peraturan.
Produsen mobil seperti Nio telah menyatakan bahwa tindakan mereka terutama untuk keselamatan pengguna, dengan alasan bahwa pusat layanan resmi menawarkan jaminan teknis yang lebih baik.
Beberapa profesional industri setuju, dengan menunjukkan risiko yang terkait dengan paket baterai yang tidak terkunci secara pribadi yang memasuki stasiun pertukaran atau potensi bahaya keselamatan seperti pengisian/pengosongan daya yang berlebihan jika pengaturan pabrik dikembalikan pada baterai yang rusak.
Reputasi merek juga menjadi perhatian penting bagi produsen.
Mesir Kerahkan Rudal HQ-9B China di Sinai, Tingkatkan Kekhawatiran Israel |
![]() |
---|
Hasil Badminton China Masters 2025: Skor Afrika Warnai Kegagalan Alwi Farhan ke 16 Besar |
![]() |
---|
Hasil Badminton China Masters 2025: Jafar/Felisha Mode Sangar, Pulangkan Utusan Jepang |
![]() |
---|
Jadwal Badminton Hari Ini: Ada China Masters 2025, Dejan/Bernadine di Indonesia Masters 2025 |
![]() |
---|
Jadwal 32 Besar Badminton China Masters 2025: Langkah Berat Alwi Farhan dan Ana/Meilysa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.