Kamis, 2 Oktober 2025

Mobil Listrik

Legislator PKB Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai Mobil Listrik

Kaisar juga menyoroti harga baterai mobil listrik yang masih sangat tinggi jika merujuk pada produsen resmi (original equipment manufacturer/OEM).

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
handout
BATERAI MOBIL LISTRIK - Anggota Komisi VII DPR RI, Kaisar Abu Hanifah. Dia mendorong pemerintah mengoptimalkan potensi bisnis pergantian baterai mobil listrik di Indonesia karena seiring bertambahnya usia kendaraan listrik yang mulai banyak dipasarkan sejak lima tahun terakhir, kebutuhan penggantian baterai akan meningkat signifikan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKB, Kaisar Abu Hanifah mendorong pemerintah mengoptimalkan potensi bisnis pergantian baterai mobil listrik di Indonesia. 

Menurutnya, seiring bertambahnya usia kendaraan listrik yang mulai banyak dipasarkan sejak lima tahun terakhir, kebutuhan penggantian baterai akan meningkat signifikan.

“Mobil listrik keluaran awal kini rata-rata sudah berusia lima tahun lebih. Itu artinya, kebutuhan pergantian baterai akan menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Pemerintah perlu melihat ini sebagai peluang sekaligus tantangan,” ujar Kaisar kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).

Kaisar juga menyoroti harga baterai mobil listrik yang masih sangat tinggi jika merujuk pada produsen resmi (original equipment manufacturer/OEM).

Legislator Dapil DIY itu mengatakan kondisi tersebut memberatkan konsumen dan bisa menjadi penghambat perkembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air.

Baca juga: GIAMM Minta TKDN Mobil Listrik Diperketat Agar Lokalisasi Tak Hanya Sekadar Assembling

“Pemerintah perlu turun tangan agar harga baterai lebih terjangkau. Jika tidak ada intervensi, konsumen akan terbebani, dan pertumbuhan mobil listrik bisa tersendat,” tegasnya.

Lebih jauh, Kaisar menekankan pentingnya agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar mobil listrik dan onderdilnya, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam rantai pasok industri baterai.

“Jangan sampai kita hanya jadi pembeli dan pengguna. Indonesia punya cadangan nikel dan bahan baku baterai yang melimpah. Maka pemerintah bersama industri harus mengembangkan ekosistem produksi, termasuk manufaktur baterai pengganti. Dengan begitu, kita bisa mandiri dan bahkan mengekspor,” ungkapnya.

Dia berharap momentum ini bisa menjadi pintu masuk bagi tumbuhnya industri turunan kendaraan listrik di Indonesia sehingga memberi nilai tambah ekonomi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing nasional.

Diketahui, jumlah mobil listrik di Indonesia pada Agustus 2024 mencapai 68.695 unit, meningkat pesat dari hanya 125 unit pada tahun 2020. 

Data November 2024 menunjukkan angka mendekati 200 ribu kendaraan listrik total, di mana mobil listrik menyumbang sebagian kecil dari total tersebut. 

Data Jumlah Mobil Listrik:

Agustus 2024: 68.695 unit 
Proyeksi 2025: 98.764 unit 
Peningkatan: Terjadi lonjakan signifikan, tumbuh lebih dari 54.856 persen dari tahun 2020.

Adapun penjualan mobil listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dan berkelanjutan, dengan total penjualan Januari-Agustus 2025 mencapai 51.191 unit, melampaui total penjualan 2024 yang sekitar 43.188 unit.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved