Pasar Otomotif Turun, Thailand Agresif Dekati Principal Jepang
Thailand yang setiap tahunnya berhasil menjual mobil hingga 1 juta unit, tahun lalu mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar otomotif dunia tengah terguncang dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu sejak 2024 hingga sekarang.
Di Kawasan Asia Tenggara, meski penjualan mobil Indonesia turun hanya 865.723 unit di tahun lalu, negara ini masih memimpin market otomotif ASEAN.
Posisi kedua ditempati Malaysia dengan menjual 816.747 unit mobil, menggeser posisi Thailand. Negeri Gajah Putih sendiri sepanjang 2024 hanya menjual 562.954 unit.
Baca juga: Pajak Mobil Indonesia Selangit, Avanza di Malaysia Hanya Dipungut Sekitar Rp 1 Jutaan
Thailand yang setiap tahunnya berhasil menjual mobil hingga 1 juta unit, tahun lalu mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, meski banyak pabrikan pergi dari Thailand, saat ini mereka sedang agresif mendekati principal otomotif dari Jepang.
"Ini perlu menjadi catatan kita, di tengah kondisi ini (pasar turun) saya mendapat update terbaru, mereka (Thailand) sangat agresif melakukan pendekatan kepada prinsipal, terutama Jepang. Itu saya pernah ketemu sendiri, representatif dari pemerintah Thailand itu duduk dan ketemu langsung di Jepang dan Korea," tutur Kukuh dalam diskusi Menakar Efektivitas Insentif Otomotif yang diselenggarakan Forum Wartawan Industri (Forwin) di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (19/5/2025).
Baca juga: Respons soal Reformasi TKDN, Apindo: Berkaitan dengan Insentif atau hanya Roadmap?
Pergerakan Thailand ini dilakukan usai banyak pabrikan kendaraan roda empat hengkang dari Negeri Gajah Putih. Dimulai dari Subaru yang menutup pabriknya di kawasan Lad Krabang Industrial Estate pada Desember 2024.
Selanjutnya, Suzuki Motor Corporation juga telah mengumumkan penutupan pabrik mobilnya di Thailand pada akhir 2025.
Kukuh menyampaikan, langkah yang dilakukan Thailand merupakan cara evaluasi untuk membangun kembali industri otomotif mereka.
"Mereka mengikuti segala macam aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah dan menonton. Ada seminar, apapun mereka hadir dan dilakukan di Korea dan Jepang. Mereka melakukan pendekatan itu luar biasa. Kita juga harus hati-hati di sana," ucapnya.
Kukuh berpendapat, Indonesia harus lebih aktif untuk membangun hubungan strategis dengan prinsipal otomotif dunia, agar tidak kehilangan momentum seperti yang kini terjadi di Thailand.
"Kalau kita tidak cepat tanggap, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi situasi serupa di masa mendatang," ungkap Kukuh.
Gaikindo Ungkap Industri Komponen Lokal Menjerit Akibat Mobil Listrik Impor |
![]() |
---|
Gaikindo: Penjualan Mobil Listrik Tekan Produksi Lokal |
![]() |
---|
Gaikindo Ungkap Total SPK Exhibitor GIIAS 2025 Tembus 38.000 Unit |
![]() |
---|
GIIAS 2025 di BSD Banten Berakhir, 485.569 Orang Telah Berkunjung ke Ajang Pemeran Otomotif |
![]() |
---|
Pajak Mobil di Indonesia Tinggi, Gaikindo Sebut Bikin Pasar Stagnan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.