Kendaraan Listrik
Gaikindo: Penjualan Mobil Listrik Tekan Produksi Lokal
Segmen kendaraan yang diproduksi lokal memiliki variasi mulai dari kelas entry level hingga low segment.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan wholesales sepanjang 2024 sebesar 43.188 unit.
Wholesales atau grosir adalah kegiatan menjual atau membeli barang dalam jumlah besar kepada pihak lain, bukan konsumen akhir, melainkan kepada pengecer, bisnis lain atau industri.
Sayangnya, saat penjualan mobil listrik naik, trennya justru berdampak negatif, dimana produk buatan lokal yang mengandung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi menjadi tergerus.
Baca juga: Akselerasi Ekonomi Hijau, Pasar Mobil Listrik Indonesia Sangat Seksi Bagi VinFast
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyebut, fenomena meningkatnya jumlah kendaraan listrik pada tahun 2024 justru memberikan tekanan pada industri otomotif dalam negeri.
"Yang menarik adalah kemudian di 2024 itu kendaraan bermotor listrik makin banyak namun ini akhirnya menekan kendaraan-kendaraannya sudah diproduksi di dalam negeri. Kendaraan-kendaraan yang sudah diproduksi di dalam negeri ini adalah kendaraan-kendaraan yang tingkat kandungan dalam negeri cukup tinggi berkisar sampai kurang lebih 80-90 persen dan itu juga menyentuh kendaraan-kendaraan yang sebetulnya banyak diminati oleh masyarakat," tutur Kukuh dalam acara diskusi Forum Wartawan Industri 'Polemik Insentif BEV Impor', Gedung Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, segmen kendaraan yang diproduksi lokal memiliki variasi mulai dari kelas entry level hingga low segment dengan harga berkisar Rp 200 juta hingga Rp 400 juta.
Kukuh mencontohkan kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) yang diberlakukan saat pandemi Covid-19 juga mampu membuktikan daya beli masyarakat terhadap segmen tersebut.
"Kita mulai dari entry level kemudian ada yang low dengan harga kisaran Rp 200 juta - Rp 400 juta nah ini juga pernah dibuktikan lewat kebijakan PPnBM DTP pada waktu pandemi," jelasnya.
Ia menambahkan, kebijakan PPnBM DTP terbukti efektif mendorong penjualan kendaraan, terlebih dengan tipe konsumen Indonesia yang tertarik dengan mobil harga di bawah Rp 400 jutaan.
"Begitu diberikan pembebasan PPnBM itu peminatnya banyak dan ini mampu mendongkrak kondisi industri otomotif nasional kita yang waktu itu tertekan karena pandemi. Dikeluarkan di bulan Maret 2021 dalam waktu cukup cepat di 2021 itu total penjualan kembali naik dari yang di tahun 2020 di level 500 ribuan itu kemudian mencapai 887 ribu, artinya dengan insentif itu cukup efektif untuk mendongkrak pembelian kendaraan," kata Kukuh.
Kendaraan Listrik
Ini Risiko Gunakan Mobil Listrik Saat Hujan Deras dan Banjir, Korsleting hingga Kena Sambaran Petir |
---|
Ahli Soal Wuling Airev Terbakar: Penggunaan Tidak Normal dapat Sebabkan Kebakaran |
---|
Mobil Listrik Airev Terbakar di Bandung Jabar, Wuling Ungkap Hal Ini |
---|
Klaim Mampu Tempuh Jarak Hingga 470 Km, VinFast VF 6 Bidik Konsumen Perkotaan |
---|
Siap Saingi Tesla, Produsen Baterai EV CATL Rambah Bisnis Robotaxi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.