Gaikindo Ungkap Industri Komponen Lokal Menjerit Akibat Mobil Listrik Impor
Penurunan volume penjualan mobil buatan dalam negeri dengan TKDN tinggi turut berdampak pada rantai pasok komponen.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil pada tahun 2024 mencapai 865.723 unit secara wholesales, turun 13,9 persen dibandingkan tahun 2023.
Wholesales atau grosir adalah kegiatan menjual atau membeli barang dalam jumlah besar kepada pihak lain, bukan konsumen akhir, melainkan kepada pengecer, bisnis lain atau industri.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, peningkatan volume penjualan kendaraan listrik yang tidak memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mengganggu keseimbangan industri otomotif nasional.
Baca juga: Daihatsu Pamerkan Desain Mobil Listrik Ayla EV
"Isu yang muncul kendaraan listrik yang kandungan lokalnya sangat rendah sekarang volumenya meningkat. Ini akan mengganggu keseimbangan industri dalam negeri kita," ucap Kukuh dalam acara diskusi Forum Wartawan Industri 'Polemik Insentif BEV Impor', Gedung Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, dampak langsung dari kondisi ini akan terasa juga pada industri komponen kendaraan bermotor yang terdiri dari ribuan perusahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
"Dampaknya jadi ke kandungan lokal yang berperan banyak untuk industri kendaraan bermotor kita, karena ini ada tier satu, tier dua dan sebagainya. Kalau kemudian ini semakin menurun (penjualan mobil buatan lokal) dan ini sudah terjadi, kami mendapat banyak pertanyaan mengenai industri komponen," tuturnya.
Kukuh menyampaikan, meskipun Gaikindo tidak secara langsung menaungi perusahaan komponen, banyak keluhan telah muncul dari sektor tersebut.
"Walau kami (Gaikindo) tidak menaungi komponen, tetapi beberapa perusahaan komponen sudah mengeluhkan, kalau kita terus-terusan volume penjualannya seperti ini, kita berat karena supply-nya semakin menurun," jelas Sekum Gaikindo.
Ia juga menyoroti bahwa penurunan volume penjualan mobil buatan dalam negeri dengan TKDN tinggi turut berdampak pada rantai pasok komponen.
Meski saat ini kinerja industri komponen kendaraan bermotor masih bisa ditolong dengan pasar ekspor, ke depan hal ini tidak bisa selalu diandalkan. Pasar domestik perlu menjadi pasar utama industri nasional.
"Saya belum mengonfirmasi angkanya, tetapi ada perusahaan yang volume kendaraan yang dijual di dalam negeri menurun, supply mereka juga menurun. Mereka masih tertolong karena mereka mampu melakukan ekspor, ini juga kita khawatir, kebetulan mereka perusahaan yang ada di Jawa Timur. Ini memang khawatiran sekali," terangnya.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Mahardi Tunggul Wicaksono menyatakan, pihaknya mulai melakukan antisipasi mengenai keluhan industri otomotif kendaraan dan telah berkomunikasi dengan industrinya.
"Kami mulai mengarahkan industri komponen untuk switching bukan hanya membuat komponen untuk kendaraan listrik, tetapi juga bisa menyasar ke sektor industri aviasi dan maritim. Saat mereka mulai menyasar ini, switching-nya akan lebih mudah. Kami sudah mulai melakukan komunikasi," ucap Tunggul.
Tiongkok Melawan, Janji Serangan Balik Trump Buntut Tarif Tinggi ke Anggota NATO |
![]() |
---|
Soal Kabar PHK Karyawan Imbas BBM Kosong, Shell: Kami Melakukan Penyesuaian Kegiatan Operasional |
![]() |
---|
Pemerintah Tak Restui Impor BBM, SPBU Swasta Mulai PHK, Shell Dkk Diminta Sinergi dengan Pertamina |
![]() |
---|
10 Negara dengan Mobil Listrik Terbanyak: Tiongkok Memimpin, Amerika Serikat Urutan Berapa? |
![]() |
---|
AHM Siapkan Kejutan di IMOS 2025, Sinyal Motor Listrik Baru? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.