Jumat, 3 Oktober 2025

Pasar LCGC Turun dan EV Naik, Insentif Tambahan Diperlukan untuk Dongkrak Minat Konsumen

Gaikindo mencari langkah tepat agar bisa diusulkan ke stakeholder terkait, termasuk diantaranya kemungkinan insentif.

Xinhua/SCMP
MOBIL LISTRIK - Aktivitas pengisian daya ke baterai kendaraan listrik. Market mobil di tanah air yang didominasi segmen LCGC hingga Low MPV disebut juga ikut menurun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - S&P Global merilis Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia April 2025 kontraksi ke level 46,7 poin.

Menurut survei yang dilakukan, produksi barang manufaktur menurun karena turunnya permintaan dari pasar.

Di industri otomotif Indonesia, penurunan demand di bulan lalu sudah diprediksi. Kondisi melemahnya daya beli masyarakat menjadi satu dari sekian banyak faktor.

Selain itu, market mobil di tanah air yang didominasi segmen LCGC hingga Low MPV disebut juga ikut menurun. Apalagi pasar ini juga lebih banyak datang dari pembeli pertama.

Baca juga: Soal Subsidi Motor Listrik, Kemenperin Sudah Usulkan Banyak Opsi untuk Pertimbangan 

"Dari data kita, kita lihat LCGC itu turun. LCGC banyak dipakai untuk nyari duit juga, itu satu sisi. Tapi di sisi lain lagi, di kelompok LCGC ini pemainnya tinggal tiga, Toyota, Daihatsu sama Honda. Ini juga perlu refreshing," tutur Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara dihubungi Tribunnews.com, Jumat (2/5/2025).

Gaikindo mencari langkah tepat agar bisa diusulkan ke stakeholder terkait, termasuk diantaranya kemungkinan insentif.

"Kita mikir apa yang bisa mendorong mereka beli. Jangan sampai nanti kemudian lagi susah mereka (LCGC) turun lagi. Bukan ke roda empat, tapi beli roda dua, motor. Itu kekhawatiran tersendiri. Sayang kalau kita ngga mendorong," ucapnya.

Sementara itu, Gaikindo melihat data lain, dimana EV market share-nya naik, begitu juga hybrid naik. Pasar ini dinilai hanya untuk konsumen tertentu.

Guna mendorong penjualan LCGC, diperlukan berbagai langkah, bukan sekadar insentif tetapi juga upgrade model, seperti masuk ke segmen hybrid.

"Di sisi lain LCGC juga upgrade. Jangan mengandalkan model teknologi yang kayak gitu-gitu aja. Harus ada upgrade. Apakah mereka memperkenalkan LCGC hybrid. Kalau LCGC hybrid diberikan insentif, itu akan menarik. Memberikan kesempatan masyarakat yang jauh lebih luas untuk kontribusi di sana gitu," jelas Kukuh.

Meski nantinya harga akan ikut terdongkrak naik, namun inovasi LCGC yang dipadukan LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) bisa menjadi alternatif lain menekan harga.

"Jujur kalau saya ngelihatnya itu perlu kajian yang lebih menyeluruh, karena kaitannya juga dengan bahan bakar. Kalau misalnya LCGC jadi LCEV itu dikombinasikan dengan misalnya kita mau gerakin etanol, tapi etanolnya sendiri baru tersedia nanti 2029, itu kalau di blending bareng akan menarik insentifnya," kata Kukuh.
 


 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved