Senin, 6 Oktober 2025

Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Berhati-Hati di Zaman Penuh Fitnah, Jangan Mudah Tersulut Emosi

Naskah khutbah Jumat 3 Oktober 2025 mengusung tema yang mengajak umat Islam berhati-hati di tengah zaman penuh fitnah, agar tak mudah tersulut emosi.

Hasil Olah AI/gemini.com
TEKS KHUTBAH JUMAT - Gambar khotib sholat jumat di Indonesia yang sedang menbacakan khutbah jumat di dalam masjid dengan jamaah sholat yang duduk mendengarkan dibuat dengan kecerdasan buatan (AI), Jumat (3/10/2025). Naskah khutbah Jumat 3 Oktober 2025 mengusung tema yang mengajak umat Islam berhati-hati di tengah zaman penuh fitnah, agar tak mudah tersulut emosi. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari Jumat, 3 Oktober 2025, menjadi momen penting bagi umat Islam untuk kembali merenungi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan melalui khutbah Jumat yang sarat makna. 

Salah satu tema yang relevan dan mendesak untuk diangkat dalam khutbah hari ini adalah tentang bahaya fitnah yang semakin merajalela di tengah masyarakat modern. 

Berdasarkan risalah khutbah Jumat yang disusun oleh Drs. KH. Amir Jamiluddin dan dipublikasikan Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, mengusung tema “Mukmin Harus Berhati-hati, Fitnah Ada di Mana-mana”.

Tema Khutbah Jumat tersebut, menjadi refleksi penting bagi umat Islam agar tidak terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan, provokasi yang merusak ukhuwah, dan prasangka yang mengikis akhlak.

Khutbah Jumat 3 Oktober 2025 mengajak jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta menjaga hati dari penyakit-penyakit batin seperti iri, dengki, dan buruk sangka.

Dalam konteks sosial hari ini, fitnah tidak hanya hadir dalam bentuk tuduhan langsung, tetapi juga menyebar melalui media sosial, percakapan sehari-hari, dan opini publik yang tidak terverifikasi. 

Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW: “Cukuplah seseorang dianggap pembohong jika ia menyebarkan semua yang ia dengar.” 

Hadis tersebut, menjadi peringatan keras agar umat Islam tidak menjadi bagian dari penyebar kebohongan, meski tanpa niat jahat.

Khutbah Jumat hari ini juga menyinggung peristiwa sejarah yang sarat pelajaran, seperti fitnah terhadap Sayyidah Aisyah RA dalam peristiwa Ifk, serta tuduhan terhadap Khalifah Usman bin Affan RA yang berujung pada pembunuhan beliau saat sedang membaca Al-Qur’an.

Kedua peristiwa ini menunjukkan bahwa fitnah bisa muncul dari hal kecil, berkembang menjadi opini publik yang merusak, dan bahkan menelan korban yang tidak bersalah. 

Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk tidak mudah tersulut emosi, tidak cepat menyimpulkan, dan senantiasa menjaga lisan serta tulisan dari hal-hal yang tidak benar.

Baca juga: Proses Pemindahan Puing Bangunan Ponpes Al Khoziny, SAR Pakai Crane, Kondisi Bangunan Jadi Kendala

Dalam khutbah Jumat hari ini, KH. Amir Jamiluddin juga menekankan pentingnya husnuzhan (berbaik sangka) dan tatsabbut (klarifikasi) dalam menyikapi informasi. 

Fitnah adalah senjata yang digunakan oleh kaum munafik dan musuh Islam untuk melemahkan persatuan umat. 

Maka dari itu, seorang mukmin harus memiliki hati yang terang, seperti ruang gelap yang diberi cahaya, agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang batil.

Sebagai referensi naskah khutbah Jumat 3 Oktober 2025, tema ini sangat relevan untuk disampaikan di masjid-masjid, pesantren, dan komunitas Muslim yang ingin membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga integritas, kehati-hatian, dan persaudaraan di tengah zaman yang penuh fitnah

Semoga khutbah ini menjadi pengingat dan penguat bagi umat Islam agar tetap teguh di jalan kebenaran dan tidak mudah terprovokasi oleh bisikan syaitan maupun godaan dunia.

Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Berhati-Hati di Tengah Zaman Penuh Fitnah

Khutbah Jumat oleh: Drs. KH. Amir Jamiluddin

أَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، أَمَّا بَعْدُفَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، وَاتَّقُوْا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن وَأَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَـٰزَعُوا۟ فَتَفۡشَلُوا۟ وَتَذۡهَبَ رِیحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ

Hadirin umat Islam yang dimuliakan oleh Allah SWT

Mari kita meningkatkan takwa kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan cara menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, sekaligus menjauhi larangan-larangan Allah serta Rasul-Nya. 

Serta membersihkan hati dari kotoran-kotoran hati. 

Dalam ayat yang disebutkan tadi, kita diperintahkan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Kemudian jangan saling bertengkar, jika saling bertengkar akan menjadi lemah dan hilang kekuatan.

Apabila seluruh rakyat taat kepada Allah, insya Allah negeri ini akan menjadi negeri yang makmur, tenteram, dan jauh dari kekacauan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَمَثُوبَةࣱ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَیۡرࣱۚ لَّوۡ كَانُوا۟ یَعۡلَمُونَ

“Dan jika mereka beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, sekiranya mereka tahu.” [Surat Al-Baqarah: 103]

Allah memerintahkan untuk menjauhi segala larangan-Nya, termasuk berbohong, menyebarkan kebohongan, dan fitnah

Sejarah mencatat bahwa Rasulullah pernah difitnah lewat istrinya Aisyah yang dianggap bermain di belakang Rasul dengan sahabat Shafwan ibn Mu’addhal. 

Fitnah itu bisa dituduhkan hanya karena perkara sepele. 

Yakni saat perang usai, ada sahabat yang ditugaskan untuk bebersih alat perang atau barang berharga yang ketinggalan di medan perang.

Kebetulan saat itu yang ketinggalan adalah bukan alat perang, melainkan istri Rasulullah. 

Sehingga istri Nabi diminta oleh sahabat Shafwan untuk naik ke untanya. 

Sementara sahabat Shafwan berjalan menuntun untanya. 

Melalui kejadian itu orang-orang Yahudi Madinah menuduhkan fitnah kepada istri Rasulullah.

Maka dari itu kita harus waspada. 

Sebagai umat Islam jangan gampang terprovokasi, menyebarkan berita bohong. 

Seseorang yang menyebarkan segala hal yang ia dengar merupakan termasuk pembohong. Sebagaimana dalam hadis:

كَفَى بالمرءِ كذِبًا أن يحدِّثَ بِكُلِّ ما سمِعَ

“Hanya dengan menyebarkan segala hal yang didengar, seseorang dianggap pembohong.”

Lalu fitnah juga terjadi ketika kepemimpinan Usman ibn Affan. 

Beliau dituduh nepotisme karena banyak saudaranya diangkat menjadi gubernur. 

Hal tersebut dianggap nepotisme lantaran mengutamakan keluarga daripada profesionalisme. 

Kemudian banyak juga tuduhan korupsi terhadap beliau. 

Namun, hal itu ditepis oleh Sayyidina Usman. Sebab sebelum menjadi khliafah beliau adalah saudagar kaya raya, setelah menjabat khalifah unta beliau hanya tinggal dua. 

Nahasnya beliau terbunuh di tengah bacaan AL-Qur’annya.

Hal itu merupakan bentuk fitnah yang dilancarkan oleh orang-orang yang tidak senang terhadap Islam, bisa jadi orang-orang hiprokrit (munafik) atau orang non-muslim. 

Saya kira banyak orang dengan perangai-perangai tersebut di akhir zaman ini, bahkan dari kalangan pejabat. Sebagaimana dalam hadis:

إيَّاكُمْ والظَّنَّ، فإنَّ الظَّنَّ أكْذَبُ الحَديثِ

“Janganlah berburuk sangka, sebab buruk sangka itu ucapan paling bohong.”

Kalau orang sudah diberi nur ilahi, maka hatinya akan menjadi terang, seperti ruang gelap yang diberi lampu. 

Seorang akan tahu mana kasur, mana kursi, mana lantai, mana atap. 

Seorang mukmin jangan sampai gampang tersulut emosi. 

Baca juga: Link Download Logo Hari Santri 2025, Lengkap dengan Filosofi dan Tema Tahun Ini

Jangan gampang mengikuti yang tidak benar. 

Semoga kita menjadi umat mukmin yang tidak mudah tersulut emosi.

أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،  مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ. بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved