Polemik 4 Pulau sampai Truk Berpelat BL, PDIP Sindir Bobby: Kita Bukan Negara Federal
Politisi PDIP Ferdinand mengomentari tindakan Bobby Nasution soal meminta truk ganti pelat dari BL ke BK, sebut dia tak paham pemerintahan
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, kembali viral setelah memberhentikan kendaraan truk dengan pelat BL asal Aceh di kawasan Kabupaten Langkat, Minggu (28/9/2025).
Ia lalu meminta kendaraan tersebut berganti pelat dari BL asal Aceh menjadi BK asal Medan, Sumatera Utara.
Tindakannya ini menuai kontroversi publik, termasuk salah satunya Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ferdinand Hutahaean.
Menurut Ferdinand, langkah menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu menunjukkan ketidakpahamannya soal pemerintahan.
Bobby, kata Ferdinand, tidak memahami jika semua plat nomor di Indonesia bebas beroperasi di wilayah NKRI.
Ferdinand menjelaskan tidak ada aturan khusus tentang larangan kendaraan berplat nomor daerah lain beroperasi di wilayah tertentu.
"Bobby Nasution kembali menunjukkan ketidakpahamannya soal pemerintahan."
"Ini sebuah kedunguan yang terlalu dalam," kata Ferdinand Hutahaean dikutip dari instagram pribadinya, @ferdinand_hutahaean, Senin (29/9/2025).
Ferdinand bahkan mengungkit masalah sengketa empat pulau antara Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatra Utara.
Empat pulau tersebut yakni Pulau Mangkir Besar, Pulah Mangkir Kecil, Pulau Lipan, dan Pulau Panjang.
Meski polemik sudah dinyatakan rampung, namun tak membuat Ferdinand puas.
Baca juga: Bobby Nasution Razia Pelat Truk Aceh, DPR: Jangan Bikin Panas Antardaerah
Sebab, Bobby dianggap melakukan tindakan yang ujungnya represif.
Tindakan represif adalah tindakan yang tidak resmi terjadi, di mana pengendalian atau pengawasan sosial dilakukan tanpa rumusan aturan serta sanksi hukum yang jelas.
"Kalau Bobby ingin mendapatkan nilai tambah dari kendaraan daerah yang beroperasi penuh di wilayah Sumut maka keluarkan Pergub dan Perda yang mengatur itu untuk mendapatkan retribusi tambahan bagi maintenance jalan."
"Bukan menyuruh ganti plat nomor," jelas Ferdinand.
Ferdinand pun menyentil Bobby agar tak membuat malu rakyat Sumatera Utara, lagi.
"Bobby, Bobby, setelah kau ribut dengan aceh soal empat pulau beberapa bulan lalu yang sialnya sekarang kau mau mempermalukan rakyat Sumatera Utara lagi. Jangan sampai rakyat Sumut dianggap bodoh oleh Rakyat Aceh."
"Kau belajarlah sedikit mengganti plat nomor itu adalah bentuk ketidakpahaman mu tentang pemerintahan," katanya.
"Kita bukan negara federal, kita bukan negara serikat tapi kita NKRI, negara persatuan maka mereka boleh bebas beroperasi di manapun," tegas Ferdinand.
Alasan Bobby Meminta Ganti Pelat BK
Bobby Nasution mengungkapkan apa alasan ia meminta sebuah truk berpelat dari BL asal Aceh mengganti pelatnya menjadi BK asal Medan.
Ia menjelaskan, kegiatan merazia atau melakukan penyetopan truk tersebut merupakan bentuk untuk sosialisasi soal kewajiban menggunakan pelat Sumut (BK) bagi perusahaan yang berdomisili di Sumut pada 2026 mendatang.
Pasalnya, pajak yang dibayarkan tidak masuk ke Sumut.
Padahal truk tersebut beroperasi di wilayah Sumatera Utara.
"Jadi, kita minta tolong didata yang domisilinya di Sumut, beroperasi di Sumut, tetapi menggunakan kendaraan operasionalnya di luar Pelat BK,"
"Ini tolong disosialisasikan untuk mengganti pelatnya menjadi Pelat BK. Kenapa? Karena pajak kendaraannya enggak masuk," ucap Bobby, dikutip dari Tribun-Medan.com.
Meski begitu, saat ini pihaknya masih melakukan sosialisasi karena peraturannya baru diterapkan pada 2026 mendatang.
"Itu jalan provinsi, peraturannya belum diresmikan. Nanti tahun 2026 peraturannya akan diterapkan," kata Bobby.
Respons Gubernur Aceh
Terkait hal tersebut, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, memilih memberikan tanggapan santai.
Ia masyarakat Aceh agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan kebijakan ‘nyeleneh’ Bobby Nasution.
“Hana peu peduli tat, tanyoe tenang mantong, hana ta kira pih. Ta kira nyan angin berlalu, kicauan burung, yang merugikan dia sendiri. (Tidak perlu ditanggapi, kita tenang saja, tidak kita anggap pun. Kita anggap itu angin berlalu, kicauan burung, yang rugi dia sendiri),” kata Muzakir dalam forum resmi Pendapat Akhir Gubernur Aceh terhadap Rancangan Qanun Perubahan APBA Tahun Anggaran 2025 di ruang Serbaguna DPRA, Senin (29/9/2025) sore.
Namun, di sisi lain Muzakir mengingatkan agar masyarakat Aceh tetap waspada bila kebijakan itu sampai merugikan langsung.
“Tapi tanyoe ta wanti-wanti chit. Menyoe ka di peubloe, ta bloe. Menyeu ka gatai ta garoe. (Tapi harus kita wanti-wanti juga. Kalau sudah dijual, kita beli. Kalau gatal ya kita garuk,” tegas Mualem.
Pernyataan tersebut mengandung filosofi lokal yang dalam bahwa: Aceh tidak akan memulai konflik, tetapi tidak akan tinggal diam jika haknya diganggu.
Sikap ini mencerminkan prinsip kehormatan dan kedaulatan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Aceh.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Sebuah Kedunguan" Ferdinand Hutahaean Sindir Bobby Nasution, Menantu Jokowi Respons Razia Plat Aceh dan Tribun-Medan.com dengan judul Gubsu Bobby Nasution Klarifikasi Video Penyetopan Truk Pelat Aceh, Singgung Aturan Pajak Kendaraan
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Erik S)(TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)(Tribun-Medan.com/Anisa Rahmadani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.