Senin, 6 Oktober 2025

BPDPKS dan Pemprov Kalbar Dorong UKM Garap Komoditi Turunan Kelapa Sawit

Perkebunan kelapa sawit terbukti menjadi penopang utama ekonomi Kalimantan Barat.

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
PRODUK TURUNAN SAWIT - Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Helmi Muhansah, 


TRIBUNNEWS.COM, KUBU RAYA – Perkebunan kelapa sawit terbukti menjadi penopang utama ekonomi Kalimantan Barat dengan kontribusi mencapai 20 persen terhadap PDRB daerah.

Untuk memperkuat dampak positif tersebut, Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendorong kolaborasi dengan petani sawit rakyat.

Dukungan tidak hanya difokuskan pada sektor hulu, tetapi juga diarahkan pada pengembangan UMKM berbasis produk turunan sawit.

Dukungan tersebut disampaikan dalam kegiatan 5th Indonesia Palm Oil Smallholders Conference (IPOSC) 2025 yang digelar di Kubu Raya, Kalimantan Barat pada 24–26 September 2025 lalu.

Acara yang diinisiasi Perkumpulan Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia (POPSI) ini menghadirkan rangkaian diskusi, pameran, lomba angkat TBS, hingga kunjungan lapangan ke Koperasi Produsen Jasa Usaha Sempurna.

Gubernur Kalimantan Barat melalui Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Heronimus Hero, menegaskan pentingnya sektor sawit bagi perekonomian daerah.

“Ada 368 perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan konsesi 3 juta hektar, dan yang sudah ditanam mencapai 1,7 juta hektar. Pemprov berharap konsesi yang sudah diberikan dimanfaatkan terlebih dahulu. Target kami, luas sawit di Kalbar bisa mencapai 3,9 juta hektar,” ungkap Heronimus Hero dalam keterangan dikutip, Selasa (1/10/2025). 

Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Helmi Muhansah menegaskan program BPDPKS diarahkan untuk memperkuat posisi petani sawit rakyat, mulai dari Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), penyediaan sarana prasarana, beasiswa SDM sawit, pelatihan, hingga penguatan UMKM sawit.

“Selain memperkuat sektor hulu, petani sawit juga bisa mendiversifikasi pendapatan melalui pengembangan produk turunan sawit di skala UMKM. Beberapa produk petani kini sudah masuk ke dalam katalog 100 Produk UMKM Sawit dan Turunannya,” jelas Helmi.

Baca juga: Limbah Sawit Jadi Sumber Energi Berkelanjutan untuk Industri Otomotif 

Helmi juga menekankan pengembangan UMKM sawit tidak hanya memperluas aliran pendapatan petani, tetapi juga mendukung program pemerintah pusat.

“Hal ini selaras dengan target Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, salah satunya melalui peningkatan konsumsi dalam negeri berbasis produk UMKM sawit,” tambahnya.

Baca juga: Pabrik Gas Biometan Pertama Berbahan Baku Limbah Sawit Dibangun di Simalungun

Konferensi IPOSC ke-5 ini diikuti oleh 25 stand pameran yang menampilkan produk-produk kecambah, pupuk, pestisida, mesin perkebunan, jasa, hingga organisasi petani. Lebih dari 800 peserta hadir, terdiri dari petani, pekebun, mahasiswa, dan masyarakat umum.

BPDPKS juga membuka booth edukasi interaktif yang diikuti lebih dari 250 pengunjung, sekaligus menampilkan produk UMKM sawit unggulan yang sudah terkurasi secara nasional.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved