Selasa, 7 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Cemas MBG Dipolitisasi, Pengamat: Pemerintah Harusnya Transparan, Cegah Persepsi Liar Publik

Emrus Sihombing menilai, pemerintah justru seharusnya harus bersikap transparan atau terbuka agar kecemasan Prabowo soal politisasi MBG teratasi.

Tangkap layar YouTube/Sekretariat Presiden RI
POLITISASI MBG - Dalam foto: Presiden RI Prabowo Subianto saat sesi wawancara cegat (intercept interview) di Bandara Halimperdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025), menanggapi pertanyaan awak media soal MBG yang diwarnai kasus keracunan di berbagai daerah. Prabowo menyebut akan menyelesaikan kasus keracunan MBG dengan baik sekaligus meminta kewaspadaan supaya program tersebut tidak dipolitisasi. 

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya selama hampir 10 bulan terakhir, program MBG diwarnai sederet kasus keracunan di berbagai daerah di Indonesia.

Sejumlah lembaga telah merilis data terbaru mengenai angka kasus keracunan MBG di berbagai daerah di Indonesia.

Data dari Ombudsman RI

Ombudsman RI menyebut, ada 34 kejadian luar biasa (KLB) keracunan akibat sajian MBG dengan ribuan siswa yang menjadi korban, sejak program tersebut diluncurkan pada awal Januari 2025 hingga September 2025.

Ada beberapa daerah dengan korban keracunan MBG yang terbilang besar, yakni 657 siswa di Garut, Jawa Barat.

Lalu, ada 497 siswa di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kemudian, kasus terbesar di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dengan 1.333 siswa mengalami keracunan dan harus mendapat perawatan medis.

Di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada 276 siswa terdampak.

Selain itu, ada pula kejadian siswa keracunan di Bengkulu, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung hingga Kabupaten Bogor.

Data dari BGN

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus keracunan MBG dengan total 5.914 orang terdampak sejak Januari hingga 25 September 2025.

Kasus tersebar di tiga wilayah besar:

  • Wilayah I (Sumatera): 9 kasus, 1.307 korban
  • Wilayah II (Jawa): 41 kasus, 3.610 korban
  • Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Indonesia Timur): 20 kasus, 997 korban

Lima daerah dengan jumlah korban tertinggi:

  • Kota Bandar Lampung: 503 orang
  • Kabupaten Lebong, Bengkulu: 467
  • Kabupaten Bandung Barat: 411
  • Kabupaten Banggai Kepulauan: 339
  • Kabupaten Kulon Progo: 305

Lonjakan kasus terjadi pada Agustus 2025 dan September 2025.

Pada Agustus, tercatat 1.988 korban dari 9 kasus, sementara pada September melonjak menjadi 2.210 korban dari 44 kasus.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved