Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Respons KLB Keracunan MBG, Ahli Kesehatan: Selain SPPG, Potensi Cemaran juga Diwaspadai

Terkait langkah pemerintah dalam menangani keracunan MBG, Dicky Budiman menilai, SPPG bukan satu-satunya aspek yang harus jadi evaluasi utama.

TribunJateng.com/Permata Putra
MENU MBG - Dalam foto: Ilustrasi menu makanan bergizi gratis (MBG) yang disajikan kepada para siswa SD Negeri 4 Kranji Purwokerto pada Selasa, 19 Agustus 2025. Peneliti dan pengajar kebijakan kesehatan dari Global Griffith University dan YARSI, Dicky Budiman, meminta pemerintah tidak hanya mengevaluasi SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) terkait merebaknya kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

"Hal ini diatur jelas dalam regulasi. Air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan, maupun tangan pekerja dapur harus memenuhi syarat kualitas mikrobiologi dan kimia (bebas E. coli, bebas bahan kimia berbahaya). Jika air tercemar, bisa menjadi sumber masuknya kuman penyebab keracunan seperti E. coli, Salmonella, Vibrio cholerae," ujar Ryan.

Setiap peralatan masak dan saji, kata Ryan, harus dibersihkan dengan air bersih dan sabun, serta harus ada pemisahan peralatan mentah dan matang untuk mencegah kontaminasi silang.

"Merujuk pada peraturan PMK 1096 tahun 2011 pelaksanaan higiene sanitasi Jasa Boga. Higienitas pekerja merupakan faktor utama dalam pencegahan Foodborne Disease [penyakit yang ditularkan melalui makanan] karena manusia sering menjadi carrier [pembawa] bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus. Selain itu, untuk pekerja dapur juga harus memperhatikan kebersihan tangan, kuku, rambut, dan pakaian kerja. Pekerja yang sedang sakit dilarang untuk menangani makanan," ucapnya.

Sekilas tentang MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif prioritas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka yang diluncurkan pada awal 2025.

Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah dan balita untuk mengatasi stunting, dengan target 20 juta penerima manfaat hingga akhir tahun.

Program ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN), melibatkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur sentral untuk memproduksi dan mendistribusikan makanan. 

(Tribunnews.com/Rizki A./M Alivio/Wahyu Gilang) (TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan