Mutasi dan Promosi di Polri
Sosok Helfi Assegaf, Jenderal Bintang Satu Kini Naik Pangkat Jadi Kapolda Lampung
Berikut sosok Helfi Assegaf yang dimutasi menjadi Kapolda Lampung pada hari ini. Dia sempat mengungkap kasus pembobolan bank Rp240 miliar.
Baru Saja Ungkap Kasus Pembobolan Bank Rp204 M
Sebelum dimutasi pada hari ini, Helfi sempat mengungkap kasus pembobolan bank BUMN yang mencapai Rp204 miliar.
Dalam konferensi pers pada Kamis (25/9/2025), dia menyebut kasus ini melibatkan sembilan pelaku yang masuk dalam kelompok sindikat pembobol rekening bank.
Helfi meynyebut kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari pihak bank pada 20 Juni 2025 lalu karena adanya penarikan dana yang dianggap mencurigakan.
Adapun modusnya adalah para pelaku ini mengaku sebagai Satgas Perampasan Aset dan tengah menyelidiki kasus yang bersifat rahasia.
Setelah itu, mereka menemui kepala cabang bank BUMN di Jawa Barat untuk melancarkan aksinya.
"Sejak awal Juni 2025, jaringan sindikat pembobol bank yang mengaku sebagai satgas perampasan aset bertemu Kacab untuk memindahkan pemindahan dana pada rekening dormant," kata Helfi.
Ternyata, kepala cabang tersebut bekerjasama dengan sindikat tersebut. Namun, kepala cabang itu mau untuk bekerjasama karena diancam oleh para sindikat.
"Mereka memaksa kacab menyerahkan user ID aplikasi Core Banking System milik teller dan kepala cabang apabila tidak mau melaksanakan akan terancam keselamatan kepala cabang tersebut berserta seluruh keluarganya," ujar Helfi.
Setelah itu, aksi pun dimulai pada akhir Juni 2025 lalu. Helfi menyebut sindikat tersebut mampu memindahkan uang ke rekening dormant atau penampung hingga Rp204 miliar hanya dalam waktu 17 menit.
“Para eksekutor, termasuk mantan teller bank, melakukan akses ilegal terhadap aplikasi Core Banking System. Dana sebesar Rp 204 miliar dipindahkan ke lima rekening penampungan dalam 42 kali transaksi yang hanya berlangsung 17 menit,” kata Helfi.
Baca juga: Ikut Bantu Presiden Reformasi Polri, Mahfud MD Cerita Masalah Kultur dan Apa yang Akan Dilakukannya
Sementara, ada sembilan tersangka yang ditetapkan dan terbagi dalam tiga klaster berbeda yakni pihak internal bank, eksekutor, dan pihak yang melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Dari internal bank, ada kepala cabang pembantu bank BUMN berinisial AP (50) dan consumer relation manager yang menghubungkan antara sindikat dan AP.
Lalu dari kelompok eksekutor ada C (41) yang mengaku sebagai Satgas Perampasan Aset; DR (44) konsultan hukum; mantan pegawai bank berinisial NAT (36); mediator berinisial R (51); dan fasilitator keuangan ilegal berinisial TT (38).
Sedangkan klaster pencucian uang adalah DH (40) dan IS (60) yang bertugas menyiapkan rekening dormant dan memindahkan uang hasil pembobolan.
Helfi mengungkapkan ada dua tersangka yang ternyata juga terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta yaitu C alias Ken dan Dwi Hartono (DH).
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryanda Shakti/Reynas Abdila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.