Program Makan Bergizi Gratis
Alergi Disebut Salah Satu Sebab Kasus MBG, IDAI Jelaskan Perbedaannya dengan Keracunan
Masih banyak yang mengira jika alergi serupa dengan keracunan. Padahal, dua kondisi ini berbeda jauh dari sisi penyebab hingga dampaknya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Alergi, disebut menjadi salah satu penyebab munculnya korban jatuh sakit usai menyantap makan bergizi gratis (MBG).
Terkait hal ini, memang masih banyak yang mengira jika alergi serupa dengan keracunan.
Padahal, dua kondisi ini berbeda jauh dari sisi penyebab hingga dampaknya.
Menyamaratakan keduanya bisa membuat penanganan menjadi salah arah.
Isu ini semakin penting setelah kasus keracunan makanan massal yang menimpa hampir 6.000 anak usai mengonsumsi makanan bergizi gratis.
Baca juga: Kasus Keracunan MBG di Berbagai Daerah, Komnas PA: Pelanggaran Hak Kesehatan Anak
Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Yogi Prawira, SpA, Subs ETIA(K), menegaskan perbedaan mendasar antara keduanya.
“Kalau keracunan itu sesudah mengkonsumsi makanan-minuman yang terkontaminasi. Sementara alergi itu adalah reaksi sistem imun tubuh terhadap protein tertentu dalam makanan yang oleh tubuh individu tersebut dianggap berbahaya,” ungkapnya pada media briefing virtual, Kamis (25/9/2025).
Keracunan: Bisa Menyerang Massal
Keracunan makanan terjadi akibat kontaminasi bakteri, virus, parasit, atau bahan kimia.
Gejalanya muncul beberapa jam hingga dua hari setelah konsumsi.
Karena satu sumber makanan bisa mencemari banyak orang sekaligus, keracunan cenderung menimbulkan kasus massal.
Gejalanya dimulai dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare.
Pada kasus berat bisa disertai demam, pandangan kabur, hingga kelemahan otot.
Alergi: Reaksi Individual
Alergi makanan bersifat sangat individual. Seseorang yang alergi bisa bereaksi keras terhadap makanan tertentu.
Sementara orang lain yang mengonsumsi makanan sama tetap sehat.
Reaksi muncul lebih cepat dibanding keracunan, mulai dari menit hingga beberapa jam setelah konsumsi.
Gejala alergi biasanya lokal, seperti gatal-gatal, bengkak di wajah atau bibir, biduran, hingga sesak napas bila pembengkakan terjadi di saluran pernapasan.
Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Mengapa Sering Keliru?
Kesamaan keduanya adalah sama-sama muncul setelah makan.
Namun, keracunan lebih berkaitan dengan faktor kontaminasi, sementara alergi berkaitan dengan sistem imun tubuh.
Perbedaan lainnya ada pada jumlah korban. Keracunan menyerang banyak orang sekaligus, sementara alergi hanya mengenai individu tertentu.
“Kalau keracunan bisa menimbulkan kejadian luar biasa, karena satu sumber makanan itu bisa mencemari banyak orang. Sementara alergi itu tidak menular," jelasnya.
Masyarakat perlu meningkatkan literasi kesehatan agar tidak salah mengartikan kondisi.
Jika anak mengalami gejala setelah makan, perhatikan riwayat konsumsi.
Apakah makanan tersebut juga membuat orang lain sakit? Jika ya, besar kemungkinan keracunan. Jika hanya anak tertentu yang terpengaruh, maka alergi patut dicurigai.
Untuk alergi, orang tua sebaiknya mengenali riwayat sensitivitas anak sejak dini.
Catat makanan pemicu, komunikasikan kepada pihak sekolah, dan selalu siapkan obat darurat bila direkomendasikan dokter.
Sementara itu, pencegahan keracunan tetap harus diutamakan, terutama dalam penyajian makanan massal.
Edukasi keamanan pangan, kebersihan dapur, hingga distribusi makanan yang sesuai standar gizi menjadi kunci untuk mencegah kejadian luar biasa.
(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)
Program Makan Bergizi Gratis
Kasus Keracunan MBG di Bandung Barat: Sampai Dibikinkan Posko Khusus, Menu, Total 1.000 Lebih Korban |
---|
Ribuan Anak Keracunan MBG, Ketua IDAI: Indonesia Harusnya Bisa Belajar dari Malaysia |
---|
Kasus Keracunan MBG di Berbagai Daerah, Komnas PA: Pelanggaran Hak Kesehatan Anak |
---|
Cerita Petugas Soal Dapur MBG: Tidak Kenal 4 Sehat 5 Sempurna, Hanya Ada Tiga Staf Sisanya Warga |
---|
Keracunan Massal karena Ikan Hiu Goreng Jadi Menu MBG, Kini Orangtua Bawa Bekal untuk Anak |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.