Profil dan Spesifikasi Jet Tempur China J-10, Diincar Indonesia, Pernah Jatuhkan Rafale AU India
J-10C sangat menarik bagi angkatan udara di Asia hingga Afrika yang ingin memodernisasi armada tanpa membebani anggaran pertahanan nasional.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
Keterjangkauannya—dengan harga hampir setengah dari harga pesawat sejenis buatan Barat—dikombinasikan dengan akses ke amunisi canggih seperti rudal jarak jauh PL-15, menjadikan J-10C sangat menarik bagi angkatan udara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika yang ingin memodernisasi armada tanpa membebani anggaran pertahanan nasional.
Kebangkitan global J-10C juga mencerminkan perubahan lingkungan strategis di mana Tiongkok memposisikan dirinya bukan hanya sebagai kekuatan regional, tetapi juga sebagai pesaing langsung Amerika Serikat dan Eropa dalam membentuk masa depan peperangan udara.
Dari langit Asia Selatan hingga daftar keinginan pengadaan di ibu kota-ibu kota Timur Tengah, "Vigorous Dragon" bukan lagi sekadar simbol ambisi kedirgantaraan Tiongkok—ia adalah realitas yang telah teruji dalam pertempuran dan membentuk kembali keseimbangan kekuatan udara global.
Debut Tahun 1998
Program pesawat tempur J-10 dimulai pada tahun 1980-an sebagai bagian dari upaya strategis Republik Rakyat China menggantikan armada J-7 dan Q-5 yang telah usang dengan pesawat multirole modern yang gesit dan tangguh.
Pesawat J-10 pertama kali mengudara pada tahun 1998 dan resmi masuk layanan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) pada tahun 2004, menandai tonggak penting dalam sejarah industri penerbangan Tiongkok.
Varian terbaru, J-10C, yang diperkenalkan antara tahun 2015 hingga 2018, membawa pesawat ini ke kategori generasi 4.5 dengan sistem avionik dan persenjataan yang sebanding dengan desain Barat dan Rusia.
Pada mulanya, jet tempur J-10C bergantung pada mesin turbofan AL-31FN buatan Rusia.
Perlahan tapi pasti, sejak 2019, pesawat ini telah dilengkapi dengan mesin WS-10B buatan dalam negeri oleh Shenyang.
Hal ini menandai pencapaian penting dalam kemandirian teknologi dirgantara Tiongkok. Transisi ini bukan sekadar perubahan teknis, melainkan pernyataan tegas atas kemampuan Beijing untuk menopang produksi pesawat militer secara mandiri dan berkelanjutan.
Kekuatan Teknologi J-10C
J-10C adalah pesawat tempur ringan bermesin tunggal yang dioptimalkan untuk misi superioritas udara, serangan presisi, dan pengintaian.
Pesawat tempur ini memiliki desain sayap delta dan canard, serta sistem kendali fly-by-wire dan saluran udara supersonik tanpa diverter, pesawat ini memiliki kelincahan luar biasa dalam pertempuran jarak dekat.
Pesawat ini mampu mencapai kecepatan maksimum Mach 1.8, radius tempur hingga 1.850 km, dan ketinggian operasional 18.000 meter. Dilengkapi radar AESA modern dengan jangkauan deteksi lebih dari 200 km, J-10C kompatibel dengan rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15.
Dengan 11 titik gantung dan kapasitas muatan hingga 7.000 kg, J-10C dapat membawa berbagai jenis persenjataan presisi, rudal anti-kapal, dan perangkat peperangan elektronik.
Baca juga: Wamenhan Jawab Rumor Soal Rencana Akuisisi Jet Tempur China J-10
Kunci Gitar Sendiri Lagi - Rizwan Fadilah: Kini Sendiri Lagi Ku Tanpa Dirimu Kasih Kuingin Kau |
![]() |
---|
Kabar Abroad Pemain Timnas Indonesia: Hasil Kontras Joey Pelupessy dengan Nathan dan Tim Geypens |
![]() |
---|
Hadapi Persaingan Bisnis, Industri Nasional Perlu Terapkan Praktik GCG |
![]() |
---|
Sosok AKP N, Kapolsek Brangsong Kendal Digerebek Berduaan dengan Bu Guru, Sudah Lama Diintai Warga |
![]() |
---|
Donald Trump dan Xi Jinping Berbicara via Telepon, TikTok dan Perdagangan Jadi Topik Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.