Senin, 29 September 2025

Dimas Oky Nilai Pendekatan Inovatif Bisa Bangun Karakter Pemuda dan Prestasi Olahraga Nasional

Dimas menyoroti urgensi pembinaan kepemudaan sebagai agenda prioritas pemerintah

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
HO-Dokumentasi Pribadi Dimas Oky
KRITERIA MENPORA BARU: Dimas Oky Nugroho bicara soal kriteria Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang kini jabatannya masih kosong. Dia berpandangan bahwa pendekatan ini harus dipakai oleh Menpora yang baru untuk membangun karakter pemuda dan prestasi olahraga nasional 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Pemilihan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) seusai Dito Ariotedjo dicopot menjadi krusial di tengah kompleksitas tantangan pembangunan kepemudaan dan olahraga nasional. 

Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho, menegaskan bahwa pemerintah harus memiliki visi strategis untuk mengatasi isu-isu kepemudaan dan memajukan olahraga secara holistik, inovatif, serta berorientasi pada penguatan kebangsaan dan kemajuan nasional.

Dimas menyoroti urgensi pembinaan kepemudaan sebagai agenda prioritas pemerintah. 

"Pembinaan dan pengawalan isu-isu kepemudaan menjadi agenda yang sangat krusial yang harus dijalankan pemerintah hari-hari ini dan ke depan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (15/9/2025). 

Dia menekankan bahwa jumlah penduduk usia muda, sebagai angkatan produktif, merupakan pendorong utama pembangunan Indonesia.

Namun, tantangan besar muncul dalam tiga aspek utama: penguatan karakter, partisipasi kewarganegaraan, dan aspek kewirausahaan.

Baca juga: Meski Bangga Raffi Ahmad Digadang-gadang Jadi Menpora, Lita Gading Singgung Pengalaman Suami Nagita

Dimas menggarisbawahi tantangan pembangunan karakter pemuda di tengah era digitalisasi dan new media. 

“Era ini mendorong budaya materialisme, individualisme, sekaligus komunalisme yang begitu mengemuka,” katanya. 

Untuk menghadapi situasi ini, ia mendorong pemerintah merancang program prioritas yang inovatif untuk menanamkan pendidikan karakter, budi pekerti, cinta tanah air, dan patriotisme.

Program-program ini, menurutnya, harus berlandaskan pada nilai-nilai spiritualitas kebangsaan, keguyuban, kepedulian sosial, dan etika republikanisme.

“Pemerintah harus memastikan kehadiran program yang menyasar pemuda di berbagai jenjang untuk membangun karakter yang kuat dari Aceh sampai Papua,” tambahnya.

Tantangan kedua yang disoroti Dimas adalah penguatan partisipasi kewarganegaraan dalam konteks masyarakat majemuk, demokratis, dan berbasis supremasi hukum. 

“Anak-anak muda Indonesia harus percaya diri, sehat mental sehat jasmani, berpengetahuan baik, berintegritas, mampu mengekspresikan pemikiran dan talentanya secara optimal,” ujarnya. 

Dimas menegaskan bahwa pemuda harus terlibat dan bertanggung jawab dalam ikut mengembangkan masyarakat yang sehat, inklusif, dan produktif, sejalan dengan tujuan mulia berbangsa dan bernegara.

Untuk mencapai hal ini, Dimas mendorong penguatan pendidikan kewarganegaraan (civic education), kepemimpinan, dan resolusi konflik. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan