Muktamar PPP
Jelang Muktamar X PPP, Sejumlah Calon Ketua Umum Muncul, Mardiono Masih Disebut-sebut akan Maju
Jelang muktamar PPP yang akan digelar pada September 2025 mendatang, semakin banyak tokoh-tokoh hasil aspirasi dari beberapa daerah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan digelar pada 27 September 2025 di Jakarta, muncul isu politik terkait nama-nama pegantian Ketua Umum.
Namun, kini isu bergulir bahwa sebagian pihak disebut menolak Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, kembali memimpin partai.
Apalagi, Mardiono dikaitkan dengan kegagalan partai berlambang Ka’bah ini menuju Senayan atau menembus parliamentary threshold pada Pemilu 2024.
Bahkan, muncul seruan ‘asal bukan mardiono’ atau ABM.
Namun, pandangan tersebut dinilai berlebihan dan cenderung mengabaikan fakta.
Sejumlah pengamat internal menilai bahwa kegagalan PPP tidak bisa dibebankan hanya pada satu figur semata.
Pasalnya, tren penurunan suara PPP sudah terjadi sejak periode kepemimpinan sebelumnya akibat konflik internal, melemahnya basis massa tradisional, dan pergeseran orientasi politik umat Islam.
“Menuduh Mardiono sebagai penyebab tunggal kegagalan PPP adalah simplifikasi. Justru beliau hadir di saat partai dalam kondisi sulit, dan berupaya menjaga soliditas agar PPP tetap eksis,” ujar sumber internal PPP, Minggu (14/9/2025).
Selain itu, wacana mencari calon ketua umum dari luar kader PPP, seperti nama Dudung Abdurrahman, Amran Sulaiman, hingga Anies Baswedan, dinilai sebagai bentuk ketidakpercayaan diri terhadap kader internal.
Menurut para pendukungnya, Mardiono adalah kader tulen PPP yang loyalitas dan pengabdiannya tidak diragukan.
“PPP adalah partai besar yang lahir dari fusi empat kekuatan Islam. Masa depan partai tidak bisa digantungkan pada figur luar. Kader sendiri masih banyak yang layak, dan Mardiono termasuk di antaranya,” tambahnya.
Meski diakui bahwa jalan PPP untuk kembali ke Senayan tidak mudah, peluang bangkit tetap terbuka.
Sejarah memang menunjukkan banyak partai yang gagal masuk parlemen sulit kembali, namun bukan berarti mustahil.
“Yang dibutuhkan PPP bukan sekadar wajah baru, tetapi konsistensi, strategi, dan soliditas. Jika partai terus bergonta-ganti kepemimpinan hanya karena tekanan isu politik, publik akan melihat PPP sebagai partai rapuh,” tegasnya.
Sehingga, narasi ABM dianggap lebih sebagai propaganda politik ketimbang solusi.
Diketahui, jelang muktamar PPP yang akan digelar pada September 2025 mendatang, semakin banyak tokoh-tokoh hasil aspirasi dari beberapa daerah yang diharapkan untuk memimpin PPP.
Beberapa nama muncul, baik dari internal PPP maupun eksternal partai.
Dari internal, nama Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono digadang bakal melanjutkan kepemimpinan partai untuk satu periode ke depan.
Tak hanya itu, nama Sandiaga Salahuddin Uno juga muncul dari internal PPP untuk dan digadang bakal menjadi Ketum mendatang.
Baca juga: Jelang Muktamar X, Tokoh PPP Papua Raya Nason Utty Dukung Mardiono Pimpin PPP
Sementara dari eksternal partai, muncul nama Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Dudung Abdurachman,Menteri Sosial Saifullah Yusuf, hingga nama Anies Baswedan.
Muktamar PPP
Ekspresi Mardiono Saat Ditanya Bakal Ajak Gus Romy dan Agus Suparmanto Jadi Pengurus DPP PPP |
---|
Romahurmuziy Cs Tolak SK Menkum yang Tetapkan Mardiono Sebagai Ketua Umum PPP |
---|
Mardiono Yakin Tak Akan Ada Gugatan Dari Kubu Agus Suparmanto Setelah Menkum Sahkan Kepengurusan PPP |
---|
Pengurus PPP Tolak SK Menkum Penetapan Mardiono Sebagai Ketua Umum |
---|
SK Kepengurusan PPP Disahkan Menkum, Mardiono Ajak Kubu Agus Suparmanto Bersatu |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.