Senin, 29 September 2025

Muktamar PPP

PPP Mau Bangkit, Tapi Masih Percaya Rekomendasi Jokowi? Romahurmuziy Dinilai Sedang Berkhayal

Ia menilai harapan Rommy agar PPP bangkit lewat tokoh yang direkomendasikan Jokowi sangat tidak realistis. Citra Jokowi, menurutnya, tidak sekuat dulu

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Terdakwa kasus suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama Romahurmuziy usai menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (6/1/2020). Mantan Ketua Umum PPP tersebut dituntut 4 tahun penjara dengan denda Rp 250 juta subsider 5 bulan kurungan karena dinilai terbukti menerima suap sebesar Rp 255 juta dari Kepala Kantor Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Rp 91,4 juta dari Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.CO, JAKARTA - Upaya Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy alias Rommy, mendorong Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi Ketua Umum PPP periode 2025–2030, bermodal rekomendasi Joko Widodo (JOkowi), menuai kritik tajam.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyebut langkah itu terlalu spekulatif dan berpotensi berujung pada kekecewaan.

Menurut Jamiluddin, Rommy tampak masih terpesona oleh bayang-bayang kekuasaan Jokowi saat menjabat Presiden ke-7 RI, yang disebut-sebut turut memberi restu atas pencalonan Amran. Padahal, Jokowi saat ini tak lagi punya kuasa politik yang dapat mengubah peta kepemimpinan partai.

"Anggapan demikian tentu keliru mengingat Jokowi saat ini hanya warga negara biasa. Jokowi sudah tidak punya kekuasaan yang dapat mendikte siapa saja untuk mengikuti kehendaknya," ujar Jamiluddin, Minggu (1/6/2025).

Baca juga: Anies Bertemu Romahurmuziy, Benarkah Bahas Kursi Ketum PPP? Jubir Beri Penjelasan

Ia menilai harapan Rommy agar PPP bangkit lewat tokoh yang direkomendasikan Jokowi sangat tidak realistis. Citra Jokowi, menurutnya, tidak sekuat dulu untuk dijadikan modal politik.

"Kalau Rommy berharap PPP akan kembali berjaya karena ketumnya hasil rekomendasi Jokowi, maka peluang kecewa akan sangat besar. Sebab, saat ini citra dan reputasi Jokowi sudah rendah. Hal ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi juga rendah," beber Jamiluddin.

Lebih lanjut, Jamiluddin menyebut langkah Rommy berisiko menimbulkan resistensi dari internal partai maupun pemilih. Figur ketua umum yang diasosiasikan dengan titipan mantan presiden bisa dianggap bukan representasi kader dan kehendak basis.

"Rommy sangat spekulatif bila tetap memaksakan Andi Amran menjadi ketum PPP. Bisa jadi bila Andi Amran terpilih jadi ketum, PPP akan tetap jadi partai gurem. Mimpi kembali ke Senayan bisa jadi hanya tinggal angan-angan belaka," tegasnya.

Baca juga: Jokowi Lebih Cocok Pimpin PSI Ketimbang PPP, Ideologinya Lebih Nyambung

Sebelumnya, Gus Rommy mengungkap bahwa dirinya telah memberikan masukan kepada DPP PPP untuk mempertimbangkan Amran sebagai ketum. Ia berdalih Amran memiliki kapasitas yang dibutuhkan partai untuk kembali berjaya.

"Apalagi dengan pak Amran, saya sudah berteman baik selama hampir dua dekade. Itu pun saya butuh berkali-kali meyakinkan beliau untuk bersedia maju, sampai saya harus ke Makassar meyakinkan beliau," ujar Rommy, Senin (26/5/2025).

Rommy bahkan mengaku telah beberapa kali berdiskusi dengan Jokowi mengenai nama Amran, termasuk dalam pertemuan di Solo. Ia menilai dukungan Jokowi sebagai legitimasi tambahan.

"Beberapa kali diskusi saya dengan pak Jokowi, termasuk yang di Solo, memang salah satu sebab mengapa kemudian semakin fokus nama pak Amran. Karena pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas pak Amran jika diberikan sebuah amanah," ungkapnya.

STOP IMPOR - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). Amran mengusulkan untuk menghentikan impor ubi kayu dan produk turunannya guna melindungi petani lokal.
STOP IMPOR - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). Amran mengusulkan untuk menghentikan impor ubi kayu dan produk turunannya guna melindungi petani lokal. (HO)

Meski begitu, hingga kini belum ada kepastian dari Amran. Rommy menyebut Amran masih mempertimbangkan langkah politiknya sambil menjalankan tugas sebagai Menteri Pertanian.

"Sampai saat ini pun, pak Amran masih wait and see. Murni disebabkan kesibukan beliau yang memiliki beban berat sebagai tulang punggung program kedaulatan pangan pemerintah," kata Rommy.

Baca juga: Pendaftaran Calon Ketua Umum PSI Diperpanjang, Tunggu Jokowi?

Ia menambahkan, keputusan akhir tetap berada di tangan para muktamirin dalam Muktamar PPP yang dijadwalkan pada September 2025.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan