Ucapan Hari Radio Nasional 2025, Diperingati pada 11 September Bertepatan dengan Lahirnya RRI
Hari Radio Nasional diperingati setiap tanggal 11 September bertepatan dengan lahirnya RRI, simak ucapan untuk memperingati perayaannya.
TRIBUNNEWS.COM - Besok, 11 September, merupakan perayaan penting untuk dunia kepenyiaran Indonesia.
Pada tanggal itu diperingati Hari Radio Nasional. Hari Radio Nasional adalah bentuk penghormatan terhadap peran Radio Republik Indonesia (RRI).
Hari Radio Nasional diperingati bertepatan dengan lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI).
RRI berdiri pada tahun 1945, dan menjadi alat komunikasi yang sangat berpengaruh pada masa itu.
Pada masa lalu, radio menjadi media komunikasi utama dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Radio memiliki sejarah yang erat dengan perjuangan bangsa Indonesia.
Untuk merayakan peringatan ini, masyarakat bisa membagikan ucapan bertema Hari Radio Nasional 2025.
Berikut Tribunnews merangkum kumpulan ucapan peringatan Hari Radio Nasional 2025.
Baca juga: Hari Radio Nasional Diperingati Kapan? Ini Sejarah dan Peranan RRI bagi Indonesia
Kumpulan Ucapan Hari Radio Nasional 2025
- Selamat Hari Radio Nasional 2025! Suara radio, suara bangsa.
- Radio adalah sahabat setia yang tak pernah letih menyapa.
- Dari masa ke masa, radio tetap hidup di hati pendengarnya.
- Selamat Hari Radio Nasional! Terima kasih sudah jadi penghubung informasi dan hiburan.
- Radio bukan sekadar suara, tapi jembatan antara hati dan pikiran.
- Radio lahir sederhana, tapi maknanya begitu luas.
- Selamat Hari Radio Nasional! Suara kecil yang memberi dampak besar.
- Di balik gelombang, ada cerita, informasi, dan inspirasi.
- Radio adalah bukti bahwa suara bisa menggerakkan dunia.
- Selamat Hari Radio Nasional! Teruslah menyuarakan kebenaran.
- Radio bukan hanya hiburan, tapi juga pendidikan.
- Dari siaran ke siaran, radio membangun peradaban.
- Selamat Hari Radio Nasional! Suara yang menyatukan bangsa.
- Radio, media yang membuktikan bahwa kata punya kekuatan.
- Meski zaman berubah, suara radio tak pernah pudar.
- Selamat Hari Radio Nasional! Mari terus jaga warisan suara bangsa.
- Radio adalah memori kolektif bangsa yang hidup dalam gelombang.
- Radio mengajarkan bahwa komunikasi bisa sederhana namun bermakna.
- Selamat Hari Radio Nasional! Mari rayakan suara yang tak lekang waktu.
- Suara penyiar, pengisi sunyi, penguat hati.
- Radio adalah bukti cinta manusia pada suara.
- Selamat Hari Radio Nasional! Terima kasih untuk semua insan radio.
- Radio adalah saksi sejarah perjalanan bangsa.
- Lewat suara, radio menyebarkan semangat dan harapan.
- Selamat Hari Radio Nasional! Mari kita apresiasi suara yang menginspirasi.
- Radio, media klasik yang selalu relevan di setiap era.
- Suara yang lahir dari radio adalah energi kehidupan.
- Selamat Hari Radio Nasional! Gelombang suara, gelombang cinta.
- Radio adalah ruang di mana imajinasi bebas berkelana.
- Radio menyapa tanpa wajah, tapi menyentuh hati dengan tulus.
- Selamat Hari Radio Nasional! Mari kita dengarkan, hayati, dan syukuri.
- Radio memberi makna pada keheningan.
- Radio adalah jendela dunia lewat suara.
- Selamat Hari Radio Nasional! Suara inspirasi untuk negeri.
- Di antara hiruk pikuk, radio tetap menenangkan.
- Radio, teman setia dari generasi ke generasi.
- Selamat Hari Radio Nasional! Mari rayakan suara yang tak pernah padam.
- Radio adalah seni berbicara yang tak perlu wajah.
- Suara radio adalah denyut kehidupan bangsa.
- Selamat Hari Radio Nasional! Teruslah bersuara demi kebenaran.
- Radio itu sederhana, tapi isinya luar biasa.
- Radio bukan sekadar hiburan, tapi juga penyatu bangsa.
- Selamat Hari Radio Nasional! Terima kasih, radio, telah setia menemani.
- Gelombang radio mengajarkan bahwa suara bisa melintasi batas.
- Radio adalah kenangan yang selalu hidup dalam hati pendengarnya.
- Selamat Hari Radio Nasional! Dari frekuensi, lahirlah inspirasi.
- Radio adalah suara hati yang dikemas dalam gelombang.
- Suara radio mungkin tak terlihat, tapi dampaknya sangat terasa.
- Selamat Hari Radio Nasional! Mari terus menjaga semangatnya.
- Radio adalah bukti bahwa kata, suara, dan pesan mampu mengubah dunia.
Baca juga: 50 Ucapan Hari Olahraga Nasional 2025, Cocok Jadi Caption Unggahan
Sejarah Hari Radio Nasional
Tiap tanggal 11 September di Indonesia diperingati sebagai Hari Radio Nasional.
Mengutip dari ppid.rri.go.id, pada tanggal yang sama, juga diperingati sebagai hari kelahiran Radio Republik Indonesia (RRI) yang didirikan pada 11 September 1945.
Tak heran jika tanggal 11 September juga sering disebut sebagai Hari RRI.
Hari Radio Nasional dilatarbelakangi oleh berdirinya Radio Republik Indonesia.
RRI didirikan sebulan setelah siaran radio Hoso Kyoku dihentikan pada 19 Agustus 1945.
Ketika itu masyarakat menjadi buta akan informasi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah Indonesia merdeka.
Apalagi, saat itu radio-radio luar negeri mengabarkan bahwa tentara Inggris yang mengatasnamakan sekutu akan menduduki Jawa dan Sumatera.
Tentara Inggris dikabarkan akan melucuti tentara Jepang dan memelihara keamanan sampai pemerintahan Belanda dapat menjalankan kembali kekuasaannya di Indonesia.
Dari siaran berita tersebut, juga diketahui bahwa sekutu masih mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia.
Kerajaan Belanda bahkan dikabarkan akan mendirikan pemerintahan bernama Netherlands Indie Civil Administration (NICA).
Menanggapi hal tersebut, orang-orang yang pernah aktif di radio pada masa penjajahan Jepang menyadari bahwa radio adalah alat yang diperlukan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk berkomunikasi dan memberi tuntunan kepada rakyat mengenai apa yang harus dilakukan.
Baca juga: Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan September 2025
Wakil-wakil dari delapan bekas radio Hoso Kyoku mengadakan pertemuan bersama pemerintah di Jakarta.
11 September 1945 pukul 17.00, delegasi radio sudah berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon dan diterima sekretaris negara.
Delegasi radio yang saat itu mengikuti pertemuan adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.
Abdulrahman Saleh yang menjadi ketua delegasi menguraikan garis besar rencana pada pertemuan tersebut.
Di antaranya adalah mengimbau pemerintah untuk mendirikan radio sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan rakyat mengingat tentara sekutu akan mendarat di Jakarta akhir September 1945.
Radio dipilih sebagai alat komunikasi karena lebih cepat dan tidak mudah terputus saat pertempuran.
Sebagai modal operasional, delegasi radio menyarankan agar pemerintah menuntut Jepang supaya bisa menggunakan studio dan pemancar-pemancar radio Hoso Kyoku.
Mendengar hal itu, sekretaris negara dan para menteri keberatan karena alat-alat tersebut sudah terdaftar sebagai barang inventaris sekutu.
Seluruh delegasi pun mengambil sikap meneruskan rencana mereka dengan memperhitungkan risiko peperangan.
Pada akhir pertemuan, Abdulrahman Saleh membuat simpulan, antara lain dibentuknya Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa.
Selain itu, RRI dipersembahkan kepada Presiden dan Pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat.
Ia juga mengimbau supaya semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui dirinya.
Pemerintah menyanggupi simpulan tersebut dan siap membantu RRI meski mereka tidak sependapat dalam beberapa hal.
Kemudian pukul 24.00, delegasi dari delapan stasiun radio di Jawa mengadakan rapat di rumah Adang Kadarusman.
Delegasi-delegasi yang ikut rapat saat itu adalah Soetaryo dari Purwokerto, Soemarmadi dan Soedomomarto dari Yogyakarta, Soehardi dan Harto dari Semarang, Maladi dan Soetardi Hardjolukito dari Surakarta, serta Darya, Sakti Alamsyah, dan Agus Marahsutan dari Bandung.
Dua daerah lainnya adalah Surabaya dan Malang, tidak ikut serta karena tidak adanya perwakilan.
Akhirnya dari rapat itu tercetuslah RRI, yang didirikan oleh Abdulrahman Saleh sebagai pemimpinnya.
Sejak saat itu, tanggal berdirinya RRI diperingati sebagai Hari Radio Nasional.
Sejak adanya radio, media ini memegang peranan penting dalam penyebaran informasi di Indonesia.
Pada masa perjuangan, radio menjadi alat komunikasi tercepat untuk menyampaikan pesan-pesan penting dari pemerintah kepada rakyat, terutama di masa genting seperti agresi militer Belanda.
Hingga hari ini, radio tetap menjadi media yang andal dalam menyebarkan informasi.
Meskipun teknologi telah berkembang pesat dan munculnya berbagai platform digital, radio masih memiliki jangkauan yang luas, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai.
Hal ini menjadikan radio sebagai media komunikasi yang tetap relevan di berbagai situasi, terutama saat terjadi bencana alam atau kondisi darurat lainnya, di mana jaringan komunikasi lain mungkin terganggu.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.