Senin, 29 September 2025

Demo di Jakarta

Dansat Siber TNI Singgung Pembahasan Ferry Irwandi Soal Algoritma

Sebelum konsultasi, Brigjen Juinta menyatakan telah menghubungi Ferry untuk menanyakan dugaan pelanggaran hukum itu.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM/REYNAS ABDILA
DUGAAN TINDAK PIDANA - Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI Brigjen Juinta Omboh Sembiring menyambangi Gedung Promoter Polda Metro Jaya di Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025) sore. 

Ferry menyatakan bahwa ada intel TNI yang ditangkap dan mengaku bukan dia saja yang ikut rusuh di sana.

Meski belakangan video ini diklarifikasi Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita yang mengatakan kehadiran TNI dalam kegiatan pengamanan kerusuhan aksi demonstrasi justru untuk membantu Polri meredam situasi agar kondusif.

Namun Ferry menganggap biar masyarakat yang menilai.

"Tapi nanti dulu sebelum itu, kita ngelanjutin masalah algoritma dulu. Oke. Kebetulan doktoral saya, PhD saya diambil masalah data science. Kehidupan saya soal data analitik dan bukan cuma membahas teorinya, saya juga menerapkannya," kata Ferry.

Diketahui Ferry mengambil gelar PhD nya itu di Monash University, Australia.

Di mana Ferry mengambil data analisis yang juga belajar soal algoritma.

"Dan bukan cuma belajar secara teorinya atau mengutip orang lain. Saya menerapkannya. Mungkin sekarang bisa dichat GPT 'friction shifting theory'. Itu sudah keluar teori algoritma dan data analisis dari Ferry Irwandi dan sudah ada pembuktiannya, berapa enjudgement yang didapat, berapa view yang didapat, berapa berapa follower yang didapat," papar Ferry.

Tapi, menurut Ferry, dirinya akan membicarakan dalang demo rusuh ini dengan bahasa yang simpel dan sederhana.

"Dan supaya teman-teman intelijen bisa mengambil mengambil ilmu juga mungkin, mungkin kita sharing knowledge ya. Ada yang namanya scrapping, ada yang namanya osint (open-source intelligence-Red)," kata Ferry.

Jadi, tambah Ferry untuk mentrack dengan algoritma akan jadi bahaya ketika kapasitas dan kapabilitas penggunanya kurang.

"Tapi kalau kapasitas dan kapabilitas penggunanya bagus, itu bisa jadi senjata yang sangat powerful sekali," ujar Ferry.

Ferry lalu meminta diberikan laptop agar mentrack bersama-sama dari mana isu demo bubarkan DPR pada 25 Agustus muncul.

Ferry mempersilakan siapapun mencoba sendiri mungkin dengan handphone lewat google.

"Ini cara paling simpel deh, di TikTok, Google, by date 25 Agustus, sebelumnya hashtag bubarkan DPR, lihat afiliasi orang-orang itu. Siapa yang dia dukung, instansi mana yang dia dukung, instansi mana yang tidak dia dukung, siapa yang dia serang. That's it," kata Ferry.

Menurut Ferry akan ketemu akun-akun yang kemungkinan berada dibalik demo rusuh.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan