Senin, 29 September 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Nadiem Makarim Tersangka, Ayahnya Dikenal Sebagai Pejuang Antikorupsi, Anggota Komite Etik KPK

Ayah Nadiem Makarim, Nono Anwar Makarim bukan orang sembarangan, dikenal sebagai praktisi hukum, anggota DPR dan anggota Komite Etik KPK.

ist/Tribunnews.com/Tribun News Maker/Makarim.com dan Kompas.com/Kristianto Purnomo
NONO NADIEM MAKARIM - Foto kolase Nono Anwar Makarim dan Nadiem Makarim. Sosok ayah Nadiem Makarim, Nono Anwar Makarim yang merupakan anggota DPR di zaman Orde Baru, sekaligus praktisi hukum ternama di Indonesia bahkan pernah menjabat Komisi Etik KPK. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehidupan dan keluarga Nadiem Makarim disorot setelah ditetapkannya Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) ini sebagai tersangka.

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook di Kemendikbudristek pada 2019-2022, senilai Rp 1,98 triliun.

Setelah sosok istrinya, Franka Franklin terungkap, kini sosok ayahnya juga jadi perhatian. Apalagi ayah Nadiem Makarim, Nono Anwar Makarim bukan orang sembarangan. 

Dia dikenal sebagai pejuang antikorupsi, tokoh hukum dan aktivis senior yang punya pengaruh besar dalam sejarah politik dan hukum Indonesia.

Reputasi Nono Anwar Makarim kini diuji karena kasus hukum yang menjerat putranya, Nadiem Makarim

 

Sosok Nono Anwar Makarim, Ayah Nadiem Makarim

Ayah Nadiem, Nono Anwar Makarim merupakan anggota DPR di zaman Orde Baru, sekaligus praktisi hukum ternama di Indonesia.

Nono Anwar Makarim juga lulus dan menjadi alumni dari kampus ternama Indonesia dan luar negeri.

Dia dikenal sebagai salah satu pesohor dan praktisi hukum di Indonesia.

Baca juga: Hotman Paris Tegaskan Nadiem Tak Terima Uang Dugaan Korupsi Chromebook: Bahkan Satu Sen Pun

Nono Anwar Makarim merupakan salah seorang aktivis angkatan 1966 yang turut berunjuk rasa untuk menggulingkan rezim Orde Lama pimpinan Presiden Soekarno.

Kini, pria berdarah Arab kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, itu dikenal sebagai penulis dan kolumnis di banyak media massa.

Latar belakang pendidikan hukum yang dipelajarinya di Indonesia dan Amerika Serikat, membuat Nono dikenal sebagai salah satu praktisi di bidang tersebut.

Selepas lulus kuliah di AS, ia sempat bekerja Kantor Hukum Adnan Buyung Nasution.

Namun pada 1980, ia mendirikan kantor hukum sendiri bersama rekannya, Frank Taira Supit, dengan nama Makarim & Taira S. 

yang kini diakui sebagai salah satu kantor hukum terkemuka dan telah meraih banyak penghargaan, bahkan saat Nono sudah berusia 80 tahun.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan