Ijazah Jokowi
Pengamat: Jika UGM Lindungi Jokowi Terus Bisa Coreng Kredibilitas Kampus & Kepercayaan Publik Turun
Pernyataan terbaru dari Rektor UGM dianggap akan menimbulkan dampak panjang, bahkan bisa sampai menurunkan kepercayaan publik kepada UGM.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, menganggap apabila Universitas Gadjah Mada (UGM) membela Joko Widodo (Jokowi) terus menerus terkait ijazah palsu, hal tersebut bisa mencoreng kredibilitas kampus.
Rektor UGM, Ova Emilia, sebelumnya menjelaskan kembali terkait ijazah Jokowi itu dalam channel YouTube resmi UGM untuk meyakinkan masyarakat bahwa Presiden ke-7 RI sudah menerima ijazahnya saat lulus dari Fakultas Kehutanan pada 1985.
Ova menegaskan, UGM memiliki data dan bukti yang mendukung klaim bahwa Jokowi merupakan lulusan UGM. Seperti dokumen tahap penerimaan Jokowi di UGM, proses kuliah selama menempuh sarjana muda, pendidikan sarjana, Kuliah Kerja Nyata (KKN) hingga wisuda.
"UGM sudah menyatakan beberapa kali secara tegas bahwa Joko Widodo adalah alumni Universitas Gadjah Mada. UGM memiliki dokumen autentik terkait keseluruhan proses pendidikan Joko Widodo di UGM," kata Ova Emilia, Jumat (22/8/2025), dikutip dari YouTube UGM.
Terkait gambar ijazah Jokowi yang beredar luas di media sosial selama ini, Ova tidak mau ambil pusing karena ijazah tersebut sudah di tangan Jokowi.
"Artinya yang menjaga ijazah itu adalah yang bersangkutan. Oleh karena itu, Universitas Gadjah Mada ini ya kita tidak mau berkomentar terkait dengan ijazah, a piece of paper yang sudah ada di yang bersangkutan," kata Ova.
Menurut Selamat, pernyataan terbaru dari Rektor UGM itu justru akan menimbulkan dampak panjang bagi kampus, bahkan bisa sampai menurunkan kepercayaan publik terhadap UGM sendiri.
Selamat pun menegaskan bahwa UGM harus tetap menjaga independensi kampus.
"Menurut saya, UGM sebagai institusi yang mempunyai harkat dan martabat tinggi dihormati dia tidak boleh menurunkan reputasinya. Podcast seperti itu tidak cukup, jika UGM dianggap dalam tanda petik melindungi mantan Presiden Jokowi, maka ini bisa mencoreng kredibilitas dia sebagai perguruan tinggi dan otonomi kampusnya" ujar Selamat, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (28/8/2025).
"Nah, dampak jangka panjangnya bagi UGM menurut saya, menurunkan kepercayaan publik terhadap UGM dan selain itu juga dalam proses verifikasi. Verifikasi apa? Verifikasi akademik, verifikasi di lembaga KPU, verifikasi di tingkat Mahkamah Konstitusi. Jadi independensi universitas itu harus dijaga," tambahnya.
Kasus tudingan ijazah palsu ini, kata Selamat, sudah menimbulkan luka politik yang begitu dalam bagi masyarakat.
Baca juga: Ijazah Fisik Jokowi Tak Pernah Ditunjukkan, Pengamat: Memperkuat Dugaan Teori Konspirasi Politik
Sebab, dianggap kurang transparan karena ijazah fisik Jokowi hingga sekarang tidak kunjung ditunjukkan ke publik.
"Dampak jika asli atau tidaknya, kira-kira begini, jika asli, maka secara hukum dan konstitusi Jokowi tetap dianggap sebagai presiden yang menggunakan ijazah asli jika asli. Tapi keragu-raguan publik terhadap Jokowi ini sudah menimbulkan luka politik yang begitu dalam," katanya.
"Nah, ini akan ada tudingan bahwa ada kebenaran yang sedang ditutup-tutupi, karena itu harus dibuka betul-betul," ujar Selamat.
Fisik ijazah Jokowi yang tidak pernah ditunjukkan kepada publik itu menjadi pertanyaan banyak orang, bahkan menimbulkan kecurigaan tersendiri, khususnya bagi Pakar telematika Roy Suryo Cs yang hingga kini masih terus mempersoalkan ijazah Jokowi tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.