Jumat, 3 Oktober 2025

Julio Sebastian, Perjalanan Anak Penjaga Gereja hingga Menjadi Anggota Polri

Di balik kesederhanaan hidup, mimpi besar dapat lahir dan tumbuh dengan semangat juang yang tinggi.

Editor: Content Writer
tribratanews.polri.go.id
KISAH INSPIRATIF POLRI - Julio Sebastian, remaja asal Kupang yang berhasil lolos dan kini jadi calon Bintara Polri. Usianya baru 17 tahun, namun kisah perjuangannya untuk menembus seleksi Bintara Polri sungguh mengajarkan ke semua orang bahwa; kerja keras, keteguhan hati dan iman kepada Tuhan Yang Masa Esa, adalah modal yang sangat besar untuk mengejar cita-cita. 

TRIBUNNEWS.COM - Di balik kesederhanaan hidup, mimpi besar dapat lahir dan tumbuh dengan semangat juang yang tinggi. Itulah yang terlihat jelas dari perjalanan Julio Sebastian, remaja asal Kupang yang berhasil lolos dan kini jadi calon Bintara Polri. 

Usianya baru 17 tahun, namun kisah perjuangannya untuk menembus seleksi Bintara Polri sungguh mengajarkan ke semua orang bahwa; kerja keras, keteguhan hati dan iman kepada Tuhan Yang Masa Esa, adalah modal yang sangat besar untuk mengejar cita-cita. 

Julio adalah anak dari koster - penjaga gereja, tukang ojek, tukang bangunan, guru sekolah minggu. Kini, tidak ada yang menyangka, pekerjaan-pekerjaan serabutan tersebut justru yang mengantarnya menjadi calon Bintara Polri lulusan terbaik Polresta Kupang Kota. 

Ia menempati peringkat pertama dari 17 peserta dalam seleksi penerimaan terpadu Polri Tahun Anggaran 2025 di bawah Panda Polda NTT. Keberhasilan itu tidak diraih dalam semalam, ia berangkat dari keterbatasan yang justru membuatnya punya semangat juang tinggi. 

Julio, anak kedua dari empat bersaudara dibesarkan oleh ibunya, Elisabeth Dawang, seorang perempuan yang sudah lama menjadi tulang punggung keluarga setelah ditinggal suaminya. Dari mengojek, mencuci, menyetrika, hingga menjadi koster di GMIT Emaus Liliba, Kupang. Elisabeth adalah perempuan yang tidak kenal lelah dalam memperjuangkan hidupnya dan anak-anaknya. 

Daya juang ibu yang tinggi turun ke Julio, yang bersama kakak dan adik-adiknya, ikut membersihkan gereja, membantu jemaat dan sesekali mengantar jemput anak-anak sekolah menggantikan ibunya. Julio juga bekerja sebagai tukang bangunan bersama pamannya, Zadrak Dawan. 

Ketika menyatakan ingin ikut seleksi Polri, sang ibu sempat ragu. “Kita orang kecil, Julio...,” ujar Elisabeth. Tapi Julio menjawab dengan yakin, “Kita punya Tuhan, Ma.”

Di setiap tahap seleksi, dari akademik hingga jasmani, Julio hadapi dengan usaha dan doa. Bahkan ketika sang ibu kecelakaan dan harus berhenti sementara dari mengojek, Julio mengambil alih semua pekerjaan rumah.

“Saya singgah ke rumah salah satu majelis, dan beliau bilang: Berjuanglah sampai titik darah penghabisan. Kita memang tidak punya apa-apa, tapi kamu bisa,” kenang Julio.

Pesan itu menjadi mantra dalam setiap langkahnya. Saat tes jasmani, ia hampir menyerah di lintasan lari. Namun suara dari dalam hatinya membisikkan semangat. Hasilnya, ia menyelesaikan lebih dari delapan putaran dalam 12 menit—nilai maksimal.

Baca juga: Kisah Inspiratif Aiptu Ahmad: Ubah Kenakalan Remaja Jadi Prestasi Lewat Pencak Silat

Di tengah seleksi, ia tetap mengantar jemput anak sekolah, memelihara ternak, membantu di gereja, dan aktif di pemuda GMIT. Tak hanya itu, ia juga mengajar sekolah minggu. 

Kini, di antara para calon Bintara, nama Julio Sebastian tercatat paling atas. Tapi ia tak melambung. Pesan ibunya membumi dalam hatinya: "Takut akan Tuhan, rendah hati, dan jangan sombong."

Kisah Julio Sebastian menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari jalan. Dari rumah sederhana, ia menorehkan prestasi yang menginspirasi anak-anak muda untuk berani bermimpi. Dengan seragam Polri yang segera disandangnya, Julio berharap bisa terus melayani dan membuktikan bahwa kerja keras, doa, dan ketulusan adalah bekal terbaik dalam hidup.

Baca juga: Personel Satgas Operasi Damai Cartenz Bagikan Sarapan untuk Anak-anak di Puncak Jaya

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved