Pelatihan Hidroponik untuk Siswa SLB: Merayakan Kemerdekaan dengan Pemberdayaan dan Harapan Baru
Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menggelar pelatihan hidroponik bagi siswa dan guru di SLB
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Pelatihan Hidroponik untuk Siswa SLB: Merayakan Kemerdekaan dengan Pemberdayaan dan Harapan Baru
Chaerul Umam/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM — Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia tak hanya dirayakan dengan upacara dan seremoni, tetapi juga melalui aksi nyata yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.
Salah satunya diwujudkan oleh Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (DWP Kemenko PM) yang menggelar pelatihan hidroponik bagi siswa dan guru di SLB B/C Harapan Ibu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).
Baca juga: Kemenko PM Satukan Pesantren dan BUMDes, Genjot Model Ekonomi Baru Tekan Kemiskinan Ekstrem
Hidroponik adalah metode bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah, melainkan memanfaatkan air yang diperkaya dengan larutan nutrisi atau menggunakan media tanam alternatif seperti rockwool, arang sekam, pasir, maupun cocopeat. Dalam sistem ini, akar tanaman langsung menyerap unsur hara dari air sehingga pertumbuhannya dapat lebih terkontrol dan efisien.
Teknik hidroponik banyak dipilih karena memiliki sejumlah keunggulan. Selain lebih hemat lahan dan cocok diterapkan di wilayah perkotaan yang terbatas ruang, hidroponik juga lebih ramah lingkungan karena penggunaan airnya bisa diulang dan relatif lebih bersih dibandingkan metode konvensional. Selain itu, pengendalian nutrisi yang lebih presisi membuat tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan sehat.
Sejumlah jenis sayuran dan buah dapat dibudidayakan dengan sistem ini, mulai dari selada, pakcoy, kangkung, hingga tomat dan cabai. Karena mudah diaplikasikan serta berpotensi memberikan nilai ekonomi, hidroponik kini semakin populer tidak hanya di kalangan petani, tetapi juga masyarakat umum
Kegiatan ini menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mitra teknis, menghadirkan pelatihan langsung di lapangan tentang cara bertanam tanpa tanah dengan sistem hidroponik.
Bagi siswa berkebutuhan khusus, program ini bukan sekadar keterampilan tambahan, melainkan peluang nyata untuk belajar, berkreasi, dan membuka jalan menuju kemandirian ekonomi.

Kemerdekaan sebagai Pemberdayaan
Pembina DWP Kemenko PM, Rustini Muhaimin Iskandar, menekankan bahwa peringatan kemerdekaan harus dimaknai lebih luas sebagai momentum saling memberdayakan.
“Delapan puluh tahun lalu, Indonesia merdeka dari penjajahan. Tapi hari ini, kita juga harus merdeka untuk bermimpi, untuk berkarya, dan untuk saling memberdayakan satu sama lain,” ujarnya.
Menurut Rustini, kemerdekaan bukan hanya kebebasan fisik, melainkan juga ruang untuk membangun masa depan yang lebih inklusif. Karena itu, pilihan hidroponik sebagai materi pelatihan memiliki makna khusus: sederhana, ramah lingkungan, bisa diterapkan di perkotaan, dan memungkinkan siapa pun — termasuk penyandang disabilitas — untuk berpartisipasi aktif.
“Hidroponik adalah teknologi sederhana yang membuka peluang luar biasa. Ini bukan hanya soal bertanam, tapi tentang membuka jalan menuju kemandirian ekonomi dan keberdayaan diri,” tegasnya.
Makna bagi Pendidikan dan Masyarakat
Bagi siswa SLB, kegiatan ini menghadirkan pengalaman belajar yang aplikatif. Mereka tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga langsung mempraktikkan cara menanam sayuran dengan sistem hidroponik.
Dengan keterampilan ini, siswa dapat mengembangkan potensi diri sekaligus memiliki bekal untuk kemandirian di masa depan.
Kunci Jawaban Modul 2.2 Desain Pelayanan Publik, Pelatihan PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Modul 2.1 Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik, Pelatihan PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Modul 3.1 Sejarah Rumah Ibadah, Pelatihan PINTAR Kemenag 14-18 September 2025 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Modul 3.3 Ragam Kegiatan Membaca, Pelatihan Literasi di PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Kunci Jawaban 3.2 Perilaku Bullying Ditinjau dari Perspektif Ilmu Psikologi Sosial-Bagian 2, PINTAR |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.