Junianto Sesa, Merajut Mimpi Anak di Indonesia Bagian Timur Lewat Bimbel
Junianto mendirikan bimbel Pioneer Class di Makassar untuk membantu membuka peluang para siswa meraih cita-cita.
Di balik itu, orang tuanya, terutama sang bapak, adalah sosok yang punya komitmen tinggi pada pendidikan. Ia bersikukuh, setelah menyelesaikan SMA, Junianto harus melanjutkan kuliah.
Sempat mengenyam pendidikan di kampus swasta, kemudian dia mencoba untuk tes dan diterima sebagai mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar, jurusan Matematika. Di sinilah dia memaksimalkan segalanya untuk kuliah.
“Saat sakit di perantauan kadang saya harus berbohong sama orang tua supaya tidak terlalu membebani mereka,” ujarnya.
Urusan biaya hidup selama kuliah, bagaimana pun, tetap menghantui Junianto. Apalagi, saat momen itu, rumahnya di Nabire terbakar habis.
Enggan membebani orang tuanya, seperti minta kendaraan dan biaya lain-lain, ia pun terpikir memiliki minat dan kemampuan dalam mengajar.
Karena itu, Junianto bergabung sebagai pengajar di sebuah lembaga bimbel di Makassar. Bukan sekadar mendidik orang lain, hal ini juga sekaligus menjadi cara paling efektif bagi dirinya untuk belajar.
Usai menamatkan pendidikan S1-nya, Junianto sempat pulang ke Papua. Kecintaannya pada dunia pendidikan mengantarkan dia mengambil jalan pengabdian sebagai guru.
Saat itu, dia mengajar 4-5 jam tiap pekan di dua sekolah. “Saya dibayar Rp 10.000 di sekolah negeri dan Rp 12.500 di sekolah swasta per jam,” ujarnya.
Baca juga: Tanoto Scholars Gathering 2025: Brian Yuliarto Tegaskan Ilmu & Teknologi untuk Kemandirian Bangsa
Lahirnya Pioneer Class

Dengan realita itu, ia menyadari guru honorer belum bisa menjamin kehidupannya. Namun di sisi lain ia juga enggan meninggalkan dunia mengajar. Berbekal komitmen itu, pada 2018 ia memberanikan diri membuka bimbel di Manokwari, Papua Barat.
Bimbel yang dirintis Junianto tak serta merta sukses. Berbagai tantangan ia hadapi. Namun, ia tetap fokus mengembangkan bimbel yang didirikannya di Makassar sembari melanjutkan studi S2 di Universitas Hasanuddin.
“Waktu itu (di Manokwari) saya mengajar dari rumah ke rumah. Saya ajarkan mulai yang standar. Intinya, semua saya maksimalkan,” ujarnya.
Titik balik terjadi saat Akademi Kepolisian menerapkan tes seleksi matematika. Ia meramu dan mengajarkan materi bimbingan secara mandiri tanpa ada kurikulum atau pedoman sebelumnya.
Hasilnya luar biasa: salah satu siswa bimbel Junianto meraih nilai tertinggi di antara calon polisi di Polda Sulawesi Selatan. Siswa-siswa Junianto lainnya juga diterima di sejumlah kampus ternama. Dari pencapaian itu, Pioneer Class mulai dikenal luas.
“Kualitas bimbel itu bukan ditentukan oleh kuatnya marketing atau publikasi media sosialnya, tetapi dari orang tua dan lingkungan. Siswa saya yang berhasil pasti mereka langsung menginformasikan,” paparnya.
Tantangan dari Papua
Polda Sulsel Tetapkan 53 Tersangka Terkait Kerusuhan saat Unjuk Rasa, Ada Anak di Bawah Umur |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Makassar, Selasa 16 September 2025: Tak Berpotensi Hujan |
![]() |
---|
33 Kendaraan Dinas Pemkot Makassar Terbakar Saat Kerusuhan di DPRD: Berikut Daftar dan Harganya |
![]() |
---|
Beasiswa Liputan Pendidikan untuk Jurnalis Indonesia 2025 Resmi Dibuka |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Makassar Besok Selasa, 16 September 2025: Dominan Cerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.