Kamis, 2 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

Mengenal Tarian Perang Kabasaran Ditampilkan pada Upacara HUT Ke-80 RI di Istana

Tarian perang tradisional Minahasa ditampilkan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025) petang.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Istimewa
TARIAN KABASARAN - Tari Kabasaran, tarian perang tradisional Minahasa, ditampilkan di halaman Istana Merdeka pada Minggu (17/8/2025) petang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk pertama kalinya Tari Kabasaran, tarian perang tradisional Minahasa, ditampilkan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025) petang.

Tarian ini dibawakan 200 penari pada upaca peringatan HUT RI ke-80.

Para penari Kabasaran dari Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK)  menampilkan gerakan yang gagah, tegas, dan penuh wibawa, menghadirkan energi budaya yang membahana di jantung ibu kota negara.

Dengan mengusung judul "Kawasaran Sumiri Tona'as Wangko Um Banua" para penari dari KKK menampilkan bagaimana Waraney Minahasa bertempur dengan gagah.

KKK mencatat ini sebagai sejarah dalam Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Koreografi berdasarkan adat budaya Minahasa dari Tim Kesenian KKK dengan sentuhan koreografi kontemporer dari Eko Supriyanto menghasilkan sebuah tontonan spektakuler yang menggetarkan.

“Kabasaran bukan sekadar tarian. Ia adalah simbol keberanian, kehormatan, dan kesiapsiagaan menjaga tanah leluhur. Dalam sejarahnya, para penari Kabasaran adalah prajurit penjaga kampung, yang siap mempertaruhkan jiwa raga demi rakyat,” ujar Angelica Tengker, Ketua Umum DPP KKK.

Di panggung kenegaraan, tarian perang dari para leluhur Minahasa, menggaungkan pesan kebangsaan yang menjaga Indonesia adalah tanggung jawab bersama seluruh anak bangsa.

Kehadiran dua ratus penari di Istana Merdeka bukan semata hiburan, melainkan pernyataan identitas bahwa budaya Indonesia sanggup berdiri sejajar dengan modernitas, menjadi kekuatan pemersatu, dan memperkuat karakter kebangsaan.

Setiap hentakan kaki, setiap ayunan tombak, dan setiap sorot mata penari adalah bahasa visual yang berkata.

“Kami hadir untuk Indonesia, dengan keberanian dan persatuan”

Barisan Kabasaran ini dipimpin langsung oleh Brigjen Pol. Chris Pusung sebagai pemimpin pasukan.

Sementara para penari berasal dari berbagai unsur Kawanua yakni Pengurus DPP KKK, Generasi Muda Kawanua, serta sejumlah sanggar seni keluarga besar Kawanua. 

Mengenal Tarian Perang Kabasaran

Kabasaran adalah tarian perang tradisional dari suku Minahasa, Sulawesi Utara.

Dulunya tarian ini ditampilkan oleh para  prajurit Minahasa sebagai bentuk kesiapan tempur dan penghormatan terhadap leluhur.

Kini, Tarian Kabasaran menjadi simbol budaya dan identitas masyarakat Minahasa.

Tarian ini berasal dari kata Kawasaran, yang berarti meniru gerakan ayam jantan bertarung.

KABASARAN - Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) mencatat sejarah dengan menghadirkan Tari Kabasaran, tarian perang tradisional Minahasa, di halaman Istana Merdeka pada Minggu (17/8/2025) petang.
KABASARAN - Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) mencatat sejarah dengan menghadirkan Tari Kabasaran, tarian perang tradisional Minahasa, di halaman Istana Merdeka pada Minggu (17/8/2025) petang. (Ist)

Awalnya disebut Sakalele, lalu berkembang menjadi Kabasaran karena pengaruh bahasa Melayu Manado.

Diperagakan oleh laki-laki yang berasal dari garis keturunan penari Kabasaran dan mewarisi senjata pusaka.

Tarian ini gerakannya menyerupai ayam jantan bertarung, melompat, mengayun senjata, maju mundur.

Penari mengenakan pakaian merah menyala, topi bermotif paruh burung, dan kain tenun khas Minahasa seperti Pasolongan dan Patola.

Senjata yang digunakan adalah pedang (santi) atau tombak (wengkouw), warisan leluhur.

Tarian ini kerap ditampilkan sebagai tarian penyambutan tamu agung, simbol keberanian dan pelestarian budaya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved