Jumat, 3 Oktober 2025

Gempa Bumi di Poso

Berkaca Gempa Bumi di Poso, Komisi V DPR Dorong Pemerintah Bangun Infrastruktur Tangguh Bencana

Novita sendiri mendukung langkah BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini kepada masyarakat

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
HO/BPBD Poso
BANGUNAN GEREJA RUNTUH - Kabar duka cita datang dari Poso, Sulawesi Tengah saat perayaan HUT ke-80 RI. Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah tersebut. Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti mengatakan kejadian ini sebagai pengingat bahwa Indonesia sebagai negara cincin api harus selalu siap siaga menghadapi ancaman gempa bumi dan bencana alam lainnya. Ia mendorong pemerintah bangun infrastruktur tangguh bencana Dampak gempa bumi tersebut 12 jemaat Gereja GKST Elim Masani di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang sedang mengikuti ibadah pagi harus dilarikan ke rumah sakit usai karena tertimpa reruntuhan bangunan. Sebagian jemaat selamat dan berhasil keluar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti, ikut berduka kepada korban terdampak gempa bumi M 6 yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Dia mengatakan sejumlah infrastruktur yang terdampak dan juga rawan bencana akan lebih terlindungi.

Awalnya, Novita mengatakan kejadian ini sebagai pengingat bahwa Indonesia sebagai negara cincin api harus selalu siap siaga menghadapi ancaman gempa bumi dan bencana alam lainnya.

"Kita kembali diingatkan bahwa tanggap darurat bencana harus menjadi prioritas utama. Komisi V DPR RI bersama BMKG dan Basarnas akan terus memperkuat sistem mitigasi dan operasi penyelamatan agar setiap nyawa rakyat dapat diselamatkan," kata Novita kepada wartawan, Senin (18/8/2025).

Novita sendiri mendukung langkah BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini kepada masyarakat, serta kesiapan Basarnas dalam melakukan evakuasi dan penyelamatan korban.

Menurutnya, kecepatan informasi dan respons adalah kunci dalam meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

Baca juga: BNPB: Satu Orang Meninggal Usai Sempat Kritis Tertimpa Reruntuhan Akibat Gempa Bumi M6,0 Poso

Selain langkah darurat, Novita menegaskan pentingnya membangun infrastruktur yang tangguh bencana. 

"Kami akan mendorong perbaikan infrastruktur kritis agar masyarakat di daerah rawan bencana bisa lebih terlindungi. Jalan, jembatan, rumah sakit, sekolah, semua harus dipastikan aman," ucap dia

Legislator Gerindra itu juga mengajak masyarakat Poso untuk tetap tenang, waspada, dan mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BNPB. 

Dia juga memastikan bahwa Gerindra akan terus mengawal upaya pemerintah dalam penyaluran bantuan, pemulihan infrastruktur, dan peningkatan sistem tanggap bencana nasional.

"Momentum kemerdekaan ini harus menjadi pengingat bahwa negara hadir untuk melindungi seluruh rakyatnya, terutama di saat-saat sulit seperti ini," tandas Novita.


Gempa bumi magnitudo 6,0 guncang wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8/2025) pagi.

Pusat gempa berada di 13 kilometer arah Barat Laut Kabupaten Poso dengan kedalaman 10 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengategorikan, gempa dangkal tersebut kerap dirasakan lebih kuat di permukaan tanah.

Gempa dangkal yang guncang Kabupaten Poso ini dipicu aktivitas Sesar Tokoraru dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

Akibat dari gempa pagi tadi, sejumlah kecamatan di Kabupaten Poso merasakan dampak guncangan.

Dari data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso, ada 29 orang yang alami luka-luka.

Dari puluhan orang tersebut 13 di antaranya dilarikan ke RSUD Poso dengan dua orang kondisinya kritis.

Mengutip TribunPalu.com, di Kabupaten Poso gempa dirasakan hingga 15 detik.

Warga yang merasakan gempa pun lari berhamburan ke luar ruangan untuk menyelamatkan diri.

Sejumlah bangunan rusak, termasuk tempat ibadah Gereja GKST Elim Masani di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.

Sejumlah jemaat yang tengah beribadah pada Minggu pagi berlarian menyelamatkan diri saat gempa terjadi.

Namun, kondisi gereja yang belum selesai dibangun membuat sejumlah orang yang berada di dalam gereja tertimpa runtuhan material.

Ada 12 orang jemaat Gereja GKST Elim Masani yang dilarikan ke rumah sakit karena tak sempat keluar dan tertimpa reruntuhan bangunan.

TribunPalu.com mewartakan, warga pun langsung mengevakuasi korban dan dibawa ke rumah sakit.

Banyaknya korban di Gereja GKST Elim Masani karena bangunan masih dalam tahap konstruksi.

Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus menuturkan, hingga Minggu siang, tercatat sudah 15 kali gempa susulan sejak guncangan pertama.

Gempa susulan merupakan gempa yang terjadi setelah gempa utama di wilayah yang sama.

Biasanya, gempa susulan berkekuatan lebih kecil dari gempa utama, namun masih bisa menimbulkan kerusakan.

Jumlah gempa susulan juga bisa banyak, tak hanya sekali.

Di kawasan rawan, gempa susulan bisa menyebabkan longsor atau tsunami di wilayah perairan.

Gempa susulan merupakan respons alam untuk menyeimbangkan tekanan yang terjadi dari gempa utama.

Proses ini berlangsung lama, tergantung dari kondisi geologi wilayah dan kekuatan gempa utama.

Untuk menekan jumlah korban, warga diminta untuk tetap waspada karena aktivitas seismik masih berlangsung.

“Warga masih waspada dan kami terus melakukan pemantauan di lapangan,” kata Akris, dikutip dari TribunPalu.com.

Ia menuturkan, tim BPBD bersama aparat desa telah melakukan asesmen di lapangan untuk percepatan penanganan

"Upaya tanggap darurat terus dilakukan. Kami fokus pada evakuasi korban, pendataan, dan pemenuhan kebutuhan mendesak warga terdampak," ujar Akris.

 

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved